Dave pov
Setelah acara perselisihan kemarin akhirnya aku memutuskan untuk mewujudkan keinginan istriku. Sebenarnya aku juga menginginkan malaikat kecil itu hadir dikeluarga kami, namun ada satu hal yang membuatnya susah sekali untuk terwujud.
Aku dan istriku pergi ke dokter kandungan tempat langganan adikku, elmira. Menurut elmira dokternya bagus dan sangat menjamin, aku tidak ingin asal memilih dokter kandungan karna ini menyangkut kesehatan istriku nantinya.
"sayang, sebelum ke dokter kandungan aku ingin kamu mengecek kesehatanmu dulu yah?" Ucapku lembut.
"Untuk apa? Bukankah didokter kandungan juga bisa?" Tidak bisa bernice ini menyangkut keselamatanmu, ada masalah dalam dirimu. Teriak batinku.
"Tapi aku ingin semuanya terlihat baik disaat kau dalam masa kehamilan, sayang"
"Ummm...baiklah kalau begitu" akhirnya aku bisa bernafas lega, jika saja bernice banyak bertanya aku tidak tahu harus menjawab apa.
Tak lama kemudian aku mulai memarkirkan mobilku begitu tiba dirumah sakit. Dengan perasaan yang berkecamuk aku dan bernice mulai memasuki rumah sakit, aku menggenggam tanganya dengan erat. Aku takut akan kesehatannya, aku takut akan kesedihannya, aku takut dia menjadi lemah, aku takut dia....
ARGHHH...
Semua ini terasa berat bagiku, berat bagiku untuk dirinya menjadi ibu tapi aku yakin dia adalah wanita yang kuat, wanitaku yang hebat. Ya allah tolong jagalah dia ketika engkau sudah mengizinkannya menjadi seorang ibu, aku tidak ingin dia sakit dimasa kehamilannya.
Hati ini sakit, sakit ketika mengenang dimana ia mengalami kecelakan yang sangat parah dan mengakibatkan istriku menjadi seperti ini. Seandainya itu semua tidak terjadi pasti kami sudah bahagia tanpa ada penghalang sedikit pun, namun itu semua hanya sebuah masa lalu yang sudah terjadi dan tak bisa diulang kembali untuk memperbaiki semuanya.
"Ummm.. dave kita mau kemana dulu? Lurus saja atau belok?" Ucap bernice membuyarkan fikiranku.
"Kita mau check kesehatan kamu dulu" ucapku sambil berjalan.
"Tapi dave..."
"Ini harus sayang, demi kesehatan kamu nantinya disaat hamil" ucapku kembali
"Iyah aku tau, tapi..." ada apa dengan istriku sekarang? Mengapa dia berubah menjadi sangat cerewet?.
"Sudah yah diam saja, bentar lagi kita sampai ke ruangan dokternya kok" ucapku dengan santai.
Setelah cukup lama berjalan akhirnya kami pun sampai tempat dimana sang dokter berada, dengan perasaan cemas dan khawatir aku mulai masuk ke ruangannya sambil memegang tangan bernice erat.
Tok..tok..
"permisi dok" ucapku, namun tak ada sahutan dari dalam dan dengan berani pun akhirnya aku memutuskan masuk ke dalam dengan bernice.
"Aaaaaaaa....." teriak seorang wanita.
Aku mencari asal suara tersebut dengan cemas sampai akhirnya aku menemukan tirai dan mulai membukanya, ternyata istriku yang teriak. Kemudian aku melihat apa yang membuatnya teriak.
"ASTAGFIRULLAH, KENAPA KAMU BETAH LIAT BURUNG KECIL" ucapku teriak dengan gerakkan cepat aku menutupi matanya.
Sepertinya kami salah memasuki ruangan dokter, karna terbukti bahwa ada pasien yang sedang memotong burung kecilnya yang masih terbenam didalam hingga harus ditarik agar keluar kepalanya. Itu sangat mengerikkan.
aku langsung menarik lengan bernice agar keluar dari ruangan tersebut, perasaan tadi aku memilih jalan yang lurus, kenapa aku memilih jalan yang berbelok sehingga mengantarkan kami pada pengotoran mata istriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage in 20 years old [Revisi]
Romansa#1- romance (2016) #9 - conflict (2017-2018) #1-conflict what nikah muda? diumur 20 tahun? dengan orang yang tak dikenal? BIG NO!!!! -bernice aprilia pratami- boleh juga nikah sama mahasiswi -dave alvino dewantoro [slow update] [revisi]