why?

40.5K 1K 11
                                    

Hai...hai... balik lagi nih.
Typo everywhere.

**********************************

Dave pov

Kenapa hatiku merasa tidak tenang setelah perjodohan kemarin malam? Apa mungkin bernice tidak menerima dengan semua perjodohan ini? Tapi salahkah aku jika dijodohkan oleh orang yang aku cintai walaupun itu bisa disebut dengan 'love at the first sight'? Apakah dia tidak meinginkanku sebagai pendamping hidupnya?.

Banyak pertanyaan yang selalu ada di otakku tanpa kenal waktu. Entah kenapa firasatku selalu tidak enak mengenai rili yang akan menjadi istriku kelak, jika aku membatalkan perjodohan ini apa mungkin rili akan kembali tersenyum?. Tapi aku ingin dia tersenyum hanya karna diriku saja, tidak boleh dengan yang lain, katakanlah aku egois atau apapun itu yang terpenting itu bisa membuat hatiku menyenangkan bila dia tersenyum hanya karnaku. Bukankah itu hal yang dibanggakan oleh laki-laki? Melihat wanita yang dicintainya tersenyum hanya karna dirinya seorang.

💐💐

Setelah bekerja aku pulang ke rumah tapi kali ini tidak ke apartemen, karna aku tidak ingin dengan sendirian di tambah keadaanku yang sedang kacau sehingga membuatku terjerumus dengan minuman keras. Jujur sampai saat ini aku belum pernah sama sekali menyentuh minuman seperti itu, bahkan aku tidak akan pernah mau menyentuhnya. Katakanlah aku norak atau sok alim, tapi memang meminum wine itu tidak akan membuat masalah tidak beres bukan? Hanya saja membuat orang tenang.

Aku sampai dirumah mamah dan papah sambil melonggarkan dasiku yang terasa mencekik leherku, memikirkan dia membuatku tidak mampu untuk menjalani hidup, hidupku terasa hampa mengingat bagaimana raut wajahnya yang terakhir kali aku lihat setelah makan malam itu.

Aku harus berbuat apa? Agar dia sadar bahwa aku meinginkan dia menjadi istriku? Salahkah aku bila hanya karna umur kita yang terpaut jauh?. batinku.

Arrrgggghhhh......

pertanyaan sialan itu muncul lagi di fikiranku yang sudah terpenuhi dengannya. Lama aku memikirkan masalahku sampai baru ku sadari bahwa di rumah ini sepi tanpa penghuni, entah kemana perginya mereka. Aku jalan menghampiri jendela rumah dan melihatnya keluar, ternyata di sana ada sebuah mobil yang terparkir di sebelah mobilku, tapi siapa pemilik mobil itu?. Masa bodoh dengan mobil itu aku tidak peduli.

"Eh si mas sudah pulang toh?" Tiba-tiba aku mendengar suara si mbok yang menghentikan jalanku. Yah dia mbok marni, beliau sudah lama sekali bekerja disini, beliau juga mempunyai 3 orang anak dan yang ke dua itu ikut dengan beliau bekerja disini. Sempat ku dengar bahwa anaknya yang ke 3 itu suka padaku, tapi masa bodoh aku tidak peduli padanya, yang ku inginkan saat ini adalah rili.

"Iya mbok, mamah sama papah kemana yah mbok?" Tanyaku pada si mbok.

"Anu den, nyonya sama tuan tadi sih bilangnya mau pergi ke butik sama ke toko mas, den."

Butik dan toko mas? Untuk apa mereka pergi ke sana?. Batinku.

"Buat apa mereka ke sana,mbok?" Tanyaku lagi. Sungguh aku dibuat penasaran oleh si mbok, pasalnya untuk apa mereka pergi kebutik serta toko mas? Apa rili sudah menerima perjodohan ini?.

"Katanya sih buat calonnya aden" benarkah rili sudah menerimaku sebagai calon suaminya?, jika benar tolong jangan bangunkan aku dari mimpi ini.

"Baiklah mbok, makasih yah."

Ku lanjutkan kembali perjalananku menuju kamar rahasiaku, kalian juga pasti tau kamar rahasia itu apa?! Senang rasanya mendengar mamah dan papah sedang pergi ke toko untuk melanjutkan acara perjodohan ini, tidak salah kan jika aku berharap kepada rili calon istri yang ku tunggu-tunggu. Aku sudah tidak sabar menanti kepulangan mereka nanti, aku ingin tahu kabar yang mereka dapat dari rili, jika memang benar bahwa rili menerimaku.

marriage in 20 years old [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang