it hurts

38.2K 903 48
                                    

Bernice pov.

"KA..SAKIT....KA.." ucapku sambil berteriak didadanya serta memukul kencang dada ka mario.

"Okay, tenang yah. Kaka bawa kamu ke kamar,oke?" Ucap ka mario menenangkanku.

Tuhan, ini sungguh sakit rasanya ketika aku melihatnya tertawa bersama perempuan yang lain didepan mataku. Aku tak bisa seperti ini terus merasakan sakitnya hati yang teramat dalam, kapan aku bisa merasakan bahwa dia mencintaiku?.

Ceklek....

Kudengar suara pintu terbuka dan kuyakin aku telah sampai dikamarku atau mungkin kamar yang lain. Aku melihat ke sekelilingku dan ternyata aku sudah berada didalam kamar ku atau lebih tepatnya kamar aku & dave . Aku meloncat dari gendongan ka mario dan langsung aku berlari ke arah kamar mandi.

Sebelum aku berlari dengan sempurna tiba-tiba tubuhku ditarik dari belakang oleh ka mario. Yah. Ka mario pasti tau apa yang akan aku lakukan ketika sudah menangis, ka mario menarikku ke dalam pelukannya, pelukan yang hangat yang selalu membuatku tenang dan aman.

♡_♡_Mario pov♡_♡_♡

Ketika aku hendak memasuki lift aku melihat dari kejauhan seorang perempuan yang tengah berusaha untuk berdiri, perempuan itu berusaha berdiri dengan derai air matanya yang menghiasi wajahnya. Aku mulai meneliti kembali sang perempuan itu dan yang membuatku shock adalah perempuan itu ternyata adikku satu-satunya.

"Bernice!!!" Kupanggil namanya agar ia tersadar dari usahanya itu. Namun nihil dia tidak mendengarku atau lebih tepatnya tidak menggubris panggilanku, tuhan, siapa lagi yang membuatnya menangis seperti itu?. Tidakkah kau biarkan dia bahagia saja, rasanya sakit sekali melihatnya seperti itu. Batinku.

Aku segera berlari menuju arahnya sambil menyerukan namanya.

"Bernice!!!" Teriakku lagi memanggil namanya namun tetap saja dia tidak menggubrisnya. Sial, keras kepalanya kembali keluar, tidakkah dia lelah dengan cara seperti itu tanpa mengidahkan panggilan orang lain.

Setelah aku sampai dihadapannya kudekap dia sangat erat dan air matanya yang sudah membanjiri wajahnya kini jatuh pada tuxedoku. Sakit hatiku melihat matanya kini mengalir dengan derasnya, aku tidak tahan bila melihatnya yang seperti ini.

"Ya allah, bernice. Apa yang terjadi dan membuatmu begini?" Tanyaku sambil terus mendekapnya erat.

Tidak mungkin ini ulahnya dave, pasalnya dia sudah berjanji padaku untuk tidak menyakitinya sampai mengeluarkan air matanya yang berharga seperti ini.

"Ka...sakit..ka" hanya itu yang kudengar dari mulutnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia jadi seperti ini?. Aku tahu ia sakit sebenarnya bukan dibagian tubuhnya, aku tahu itu.

Tuhan, tolong gantikan air matanya dengan senyuman yang indah. Aku tak ingin dia menjadi seperti ini, tukarkan dia dengan tangis bahagia yang menghiasi wajahnya. Jangan kau berikan dia tangisan karna terluka. Mohon batinku.

"Ka...sa..kit...ka" ucapnya kali ini dengan memukul dadaku. Tak ku hiraukan sakitnya dadaku yang dipukul olehnya, yang kurasakan saat ini adalah sakit dihatiku.

Tanpa mengucapkan kata-kata lagi aku menggendong bernice dan membawanya menuju kamar.
"Tenang ber. Kaka akan bawa kamu ke kamar yah." Ucapku sambil menenangkannya.

Aku mulai berjalan menjauhi lift, aku menggendong bernice perasaan yang bercampur aduk. "KA...SAKIT...KA" ucapnya kini dengan suara yang agak kencang sambil memukul dadaku dengan brutal.

tanpa terasa mataku mengeluarkan zat bening yang sedari tadi kutahan saat pertama kali melihat adikku yang bersimpuh didalam lift. Kami pun sampai di depan pintu kamar bernice dan juga dave sambil tetap menggendong bernice yang ada dipelukanku.

marriage in 20 years old [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang