Part 16

91 9 0
                                    

Bosan, itu lah yang aku rasakan saat ini. Sejak pulang dari rumah sakit kemarin, aku tak ada kegiatan apapun. Mbok Sirni juga tak banyak mengajak ku bicara seperti biasa, mungkin Ricky sudah memberitahukan tentang kesehatan ku kepada mbok Sirni.

Masih harus menunggu setengah hari lagi aku menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun.

Tok.tok.tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan ku.


"Non Ara?" Suara mbok sirni mulai terdengar

"Ya mbok? Ada apa?" Jawab ku lalu membuka pintu, menampakkan wajah mbok Sirni yang tak pernah letih

"Ada yang nyariin non"

"Siapa mbok?"

"Itu, cowok yang pernah dateng kerumah"

Aku mengangguk.

"Yaudah kalau gitu mbok mau ngelanjutin kerjaan lagi ya non" ucap mbok Sirni lalu pergi meninggalkanku yang masih sibuk menerka - nerka.

Setelah beberapa saat masih mematung didepan pintu, aku segera berganti pakaian dengan yang lebih layak untuk menyambut tamu. Dan sedikit mencuci muka.

Aku menuruni anak tangga, tatapan ku masih terpaku pada anak tangga, setelah melihat siapa yang sedang terduduk manis di atas sofa merah maroon.

Dia.

Rowman.

Menemuiku.

Lagi.

Deg.

"Ra?" Ucap Rowman menyadarkan ku dari lamunanku.

Aku hanya terdiam, masih mematung ditempat semula, pada anak tangga terakhir. Menatapnya dengan tatapan tajam, mencoba membuatnya terintimidasi dan tak pernah mencoba untuk mendekati diriku lagi. Namun, Rowman berdiri dari duduknya, berjalan menghampiriku.

"Ra?" Ucapnya, kini sambil memegang lenganku

Aku tersentak, melepaskan tangannya yang memegang lenganku. Menatapnya lebih tajam dengan ancaman yang tersirat.

"Kenapa kesini? Apa omongan gue ada yang lu gak ngerti?" Ucapku saat matanya tak berkedip sekalipun saat melihatku

Rowman tersenyum, senyuman yang dulu sangat ku suka, bahkan mungkin menjadi candu untuk ku, membuatku meleleh. Sejak kepergiannya meninggalkanku, senyum itu tak pernah lagi menjadi candu untuk ku. Bahkan saat ia datang kembali kedalam hidupku, senyuman itu tetap tak pernah menjadi senyuman yang dulu sangat ku ingin kan.

"Gue mau ketemu lu, udah tiga hari lu gak masuk sekolah" ucapnya masih dengan senyum yang terpampang jelas diwajahnya

Aku hanya memasang tampang datar, mencoba membangun pertahanan sekokoh mungkin. Agar kenangan tak berputar ulang lagi, agar kemungkinan terburuk lainnya tak terjadi.

"Gue gak bisa jauh dari lu" ucapnya lagi

"Kenapa?" Tanyaku dengan bersusah payah menahan rasa kesal ku

"Karna gue cinta sama lu, gue masih sayang sama lu Ra, gue gak bisa ngeliat lu deket sama cowok lain. Ketawa sama cowok lain, tapi sama gue sekarang lu malah jadi jutek"

Ara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang