Part 13

81 9 0
                                    

Aku membuka mataku, rasanya sudah begitu lama aku memenjamkan mataku. Langit sepertinya sudah mulai gelap, aku melihat sekeliling ruangan. Ini bukan kamarku, ini rumah sakit. Aroma obat - obatan tercium sangat jelas disini, aku mengedarkan pandangan ku. Ada seseorang yang sedang tertidur pulas diatas sofa. Aku mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

Flashback...

Sayup - sayup aku mendengar percakapan Shilla dengan Rowman.

"Shill, lu bantuin gue. Gue bener - bener nyesel" ucap Rowman dengan nada memohon

"Tapi man, ini urusan lu sama dia" ucap Shilla

"Gue cinta sama dia Shill" ucap Rowman lagi

"Udah deh, selesain aja urusan lu sama dia. Gue gak mau ikut campur" ucap Shilla lagi

Setelahnya aku tak mendengar lagi percakapan mereka, aku kesal dengan semua permainan takdir ini. Kesal dengan tak yang harusnya bisa kuubah namun tak bisa kuubah. Aku mengambil tas, berlari meninggalkan kelas, berharap tak ada yang melihat gerak gerik ku. Namun, sepasang mata coklat bening itu menatapku, pandangan ku dan pandangannya sekali lagi bertemu.

Aku berjalan kearah taman, air mata ku terurai begitu saja. Aku tak mengerti mengapa semuanya terjadi, takdir mempermainkanku.

Kejadian menyakitkan itu terus berputar dalam memoriku, tak mau berhenti sama sekali. Aku terduduk pada salah satu bangku ditaman, menangis dalam diam.

"Ara?" ucap seseorang dari arah belakang

Aku tahu suara siapa itu, namun aku tak sanggup berbicara. Aku butuh seseorang yang menemani ku disaat titik terlemah ku. Tanpa bisa dikontrol lagi, aku langsung memeluk sumber suara yang memanggilku. Aku menangis lagi, menangis dalam pelukannya, dia membalas pelukanku dan menenangkan ku.

"Ra?"

"Ra?"

Aku tak bisa mendengar suaranya lagi, mataku terpejam. Aku tak sadarkan diri dan aku tak tahu apa yang akan terjadi.

Flashback off

"Jadi gimana perasaan lu?" suara itu menyadarkan ku

"Ricky?"

"Iya, kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Ricky lagi sambil meletakkan telapak tangannya di atas keningnya

Aku hanya mematung dengan perlakuan ini. Sentuhannya dikeningku terasa hangat.

"Ra? Apa perlu gue panggil dokter?" Tanya Ricky lagi

"Bukannya ini masih jam sekolah? Lu kok ada disini?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Dasar nenek lampir, malah ngalihin pembicaraan" ucap Ricky lalu mengacak - ngacak rambutku

Apa ini?

Hangat?

Aneh

"Gue cabut pelajaran, penasaran sama sikap lu yang jadi pendiem hari ini" ucapnya menjelaskan jawaban dari pertanyaan ku tadi

"Jadi? Lu ngikutin gue ya? Ngaku lu? Jangan-jangan lu secret admirer gue ya? Jujur lu?"

"Yaampunn ra, lagi sakit juga tapi pedenya masih tingkat dewa lu!" Ucap ricky sambil sekali lagi mengacak - ngacak rambutku dan tertawa

Apa ini?

Hangat?

Aneh?

Ara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang