Minggu pertama latihan...
"Ehemm, hari ini kita latihan di studio sekolah aja. Gue rasa dibolehin sama Pak Deri" ucap Trian saat bel pulang sekolah berbunyi nyaring
"Eh, gue izin bentar. Ada rapat osis dulu" ucapku setelah mengangkat tangan tanda intrupsi
"Yaelah, lu kan pemeran utamanya Ra" celetuk Ali dari bangku belakang
"Hari ini ada rapat evaluasi, gue gak bisa izin. Paling sebentar doang kok. Gak sampe sore banget" ucapku lagi dengan nada memohon
"Yaudah lah, lagian konsep kita belum terlalu mateng. Berarti sekarang kita bahas musiknya aja dulu" ucap Trian menengahi
Tak perlu waktu lama untuk ku meninggalkan kelas, setelah mendapat anggukan dari Trian, aku langsung berlari keluar kelas menuju ruang osis.
"Eh maaf gue telat, tadi ada urusan dulu sama kelas" ucapku lalu masuk dan mulai mengikuti jalannya rapat
"Jadi gitu ya. Semuanya setelah rapat evaluasi ini bisa lebih baik. Karna bakal banyak program kerja yang nunggu buat kita selesain. Gimana? Bisa dipahami?" Tanya kak Rian, ketua osis sekolah ku, mengakhiri rapat evaluasi
Aku dan rekan - rekan osis yang lainnya mengangguk, lantas setelah penutupun rapat, aku melirik jam dipergelangan tanganku. Sudah jam lima lewat lima belas menit, itu tandanya aku sudah melewati batas waktu.
Sebelum aku sempat membereskan kertas - kertas hasil evaluasi tadi, pintu ruang osis diketuk dari luar.
"Eh Ra, itu ada yang nyariin lu" ucap Kitri teman satu osisku
"Eh? Siapa?" Tanyaku lalu hanya dijawab dengan kedikan bahu dari Kitri
Aku mempercepat gerakan tangan ku untuk membereskan kertas - kertas hasil evaluasi tadi. Setelah semua beres, aku tersenyum untuk kode bahwa aku ingin menemui seseorang diluar ruang osis. Kak Rian menjawabnya dengan anggukan kepala.
Aku membuka pintu, menengokan kepala, mencari seseorang yang tadi mengetuk pintu ruang osis. Ricky? Kenapa dia belum pulang? Bukan kah latihan sudah selesai dari tadi?
"Rick?" Tanyaku membuka suara dan membuat Ricky menyadari kehadiranku
"Akhirnya lu keluar juga" ucapnya lalu mengusap wajahnya yang sepertinya sangat mengantuk
"Lu nungguin gue? Ngapain?" Tanyaku lagi
"Kita harus latihan tarian pembukanya, anak - anak yang nyuruh" ucapnya lalu bangkit dari posisi duduk
Aku hanya mengangguk, lalu memberi kode untuk dia menunggu sebentar, sementara aku mengambil tas.
"Kita mau latihan dimana?" Ucapku akhirnya saat sudah sampai diparkiran motor
"Ikut aja dulu" ucapnya
Ricky mulai menyalakan motornya, motor vespa antik yang sering aku lihat terparkir manis diparkiran sekolah. Vespa coklat yang sangat manis.
"Naik" ucapnya setelah berhasil menyalakan motor vespanya
Aku hanya menurut.
"Kakinya dikedepanin aja. Kalau kayak gitu ntar pegel" ucapnya tanpa menoleh kepadaku
Aku hanya menurut lagi.
"Vespa lu berisik" ucapku kesal dengan suara knalpot yang dihasilkan oleh vespa miliknya
"Namanya Coki, berisik gini banyak kenangannya" ucapnya membela vespa antik miliknya
"Halah, omong doang" ucapku lagi
![](https://img.wattpad.com/cover/36742852-288-k755204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara.
Teen FictionNamaku Ara, aku tak percaya cinta. Seseorang yang seharusnya mengajarkan betapa cinta itu menyenangkan, tetapi malah memperlihatkan betapa sakitnya jatuh cinta. Aku tak percaya cinta