part 5 *Give me a bottle of wine*

6.9K 327 4
                                    


"Awesome, ukuran baju kalian sama. Kau kenakan sekarang, yaa" Talita terkesima melihat gaun pendek itu, sangat cocok dengan kepribadian Sakura yang kalem.

Sakura melepas pakaiannya  dan mengobati luka di pundaknya dengan tetesan alkohol, tak lupa ia menutupnya dengan plester luka. Meski sudah terbiasa, ia tetap meringis kesakitan saat plester luka menutupi lukanya itu, walaupun lukanya tidak terlalu besar tapi cambukan kali ini mampu merobek kulitnya.

Dengan balutan dress peninggalan ibunya, kini Sakura terlihat anggun sekali. Talita berhasil merias tubuh Sakura menjadi lebih cantik.

Gadis lusuh ini sebenarnya terlahir cantik, ia memiliki kulit kuning bercahaya khas wanita Jepang dan rambut yang bersinar. Hanya saja ia tak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Yaa, dia selalu mengabdi untuk paman dan bibinya serta kakak yang selalu menyiksanya.

"Selesai, cardigan ini akan menutupi luka di pundakmu. Sekarang kau pakai sepatu yang ada disana, aku sengaja membawakannya untukmu. Oh yaa, simpan lipstick mungil ini disini. Pastikan kau memakainya setelah minum, yaa. Jangan sampai kau terlihat pucat dan jangan sekali-kali kau ikat rambutmu" Talita menyelipkan lipstik di kantung kecil cardigan berwarna peach yang Sakura kenakan.

"Yaampun, kau baik sekali Talita. Terimakasih sahabatku." Sakura terharu, ia ingin memeluk Talita.

"Eitss...tentu saja tak ada yang gratis. Kau berhutang padaku." Talita menolak pelukan Sakura.

"Berhutang? Tapi aku tak punya cukup uang untuk penampilan semewah ini." Seketika Sakura merendah.

"Tentu saja bisa, kau hanya perlu tetap tersenyum dan nikmati pestanya nanti." Talita merangkul Sakura.

"Aww..."Sakura meringis.
"Ups, maaf aku mengena lukamu. Hahaha, ayo kita pergi ke pesta sekarang, yeaaaayyy!" Ucap Talita semangat, sebuah senyuman akhirnya terbit dari bibir mungil Sakura.

Mereka segera meninggalkan kamar dan pergi ke acara balcony party.

***

Satu jam kemudian mereka tiba di apartmen milik Clarissa tempat acara Balcony Party berlangsung. Sakura terlihat bingung berada di acara seperti ini. Pandangannya tak henti memperhatikan aktifitas di sekitarnya, ada yang sedang mabuk, berjoget, hanya sekedar duduk, bahkan bercumbu.

Sakura merasa asing sekali dengan situasi seperti ini, untunglah Talita ada di sebelahnya dan berusaha meyakinkan Sakura jika semuanya akan baik-baik saja.
Di balkon sudah ramai orang-orang, mereka semua menari bebas dengan iringan musik DJ yang cukup keras. Mereka tenggelam dalam euphoria, Talita tak sabar ingin merasakannya.

"Ayo berbaurlah...dengar, musiknya sudah meminta kita untuk berpesta malam ini. Wuuuuu, come on baby!" Ucap Talita ikut terhanyut dalam suasana pesta.

Sakura tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang tidak bisa diam itu. Sakura kembali memperhatikan keramaian di sekitarnya, ia tak percaya akhirnya ia bisa berpesta di negara orang. Mungkin dia hanya satu-satunya wanita berdarah Jepang disini.

Tunggu, dimana Talita? Cepat sekali menghilangnya.

Sakura mencari-cari Talita dan berdesakan di tengah kerumunan orang-orang, bagaimana bisa Sakura mencari Talita di tengah hiruk pikuk seperti ini? Hanya membuatnya pusing, Sakura tidak biasa dengan musik sekeras ini. Ia menjauhkan diri dari kerumunan orang, ia bersandar pada balkon dan merasakan sakit pada pundaknya, mungkin efek berdesakan yang tanpa sengaja mengenai lukanya.

Rasanya aku ingin pulang, tapi ini adalah hutang ku padanya.
Sakura terdiam, seketika pandangannya menembus ke dalam apartmen lewat kaca besar disana. Pandangannya langsung tertuju pada mini bar disana.

Lebih baik aku menunggunya sambil minum disana. Pikiranku sudah sangat berantakan, aku butuh wine.
Tanpa pikir panjang Sakura meninggalkan balkon dan pergi ke mini bar itu untuk memesan sebotol wine. Bartender man segera menghidangkannya.

Wajah Sakura nampak frustasi, tanpa berlama-lama Sakura segera meneguk wine di hadapannya dengan cepat, sudah lama sekali ia tidak mabuk. Meskipun bibinya pecandu alkohol, tapi ia tak mengizinkan Sakura untuk meminumnya walau hanya setetes. 

Saat Sakura sedang menikmati wine tiba-tiba seorang pria dengan setelan tidy duduk di sebelahnya sambil memegang gelas wine.

"Heyy bung...berikan satu botol lagi, wine kesukaan ku itu" Ucapnya kepada pelayan bar. Dari cara berbicaranya sudah jelas pria ini mabuk, tapi dia meminta satu botol wine lagi.

"Maaf tuan, tapi wine terakhir kesukaan anda baru saja di beli oleh nona ini. Sudah habis tuan." Jawab bartender man dengan sopan. 

"Tolonglah. Satu sajaaaa...." Ia terus merajuk, kini ia menatap Sakura yang juga sedang menatap pria aneh itu.

"ahh Nona, semua wine di bar ini milikku. Yang ini pun milikku, jadi kau harus memberikannya untukku."  Pria itu memegang botol wine Sakura.
Orang ini benar-benar gila, sekarang dia juga ingin mengambil wine milikku. Enak saja, aku sudah membelinya.

"Apa?? Tapi anda sudah mabuk, lebih baik anda jangannnn...." Tiba-tiba pria itu menuangkan wine itu ke dalam gelas yang sedari tadi ia pegang, bahkan ia juga menuangkannya ke dalam gelas Sakura.

Ia menikmatinya, Sakura tak dapat berbuat apa-apa selain melongo melihat tingkahnya. "Nona cantik, minumlah ini. Ini sangat enak, ayolah minum. Hidupmu akan lebih ringan jika ada botol wine di genggamanmu." Dia tersenyum pada Sakura. 

Ah yang benar saja,dia berusaha menggodaku dengan senyuman manisnya. Amm tidak, dia memang manis.

Pria itu memang tidak terlalu buruk, meskipun dia mabuk, pakaiannya tetap rapih. Sakura menuruti keinginannya, ia pun meminum wine pemberian pria tidy itu yang sebenarnya adalah wine milik Sakura yang di ambil oleh pria itu secara paksa.

Mereka menikmati wine itu bersama-sama, hingga akhirnya Sakura mulai mabuk. Entah apa yang mereka bicarakan, antara sadar dan tidak pria itu mulai hangat pada Sakura.

Ia menarik tangan Sakura dan mengajaknya berdiri ditengah bar yang sepi. Berbeda dengan suasana di balkon yang ramai dengan iringan musik DJ, di dalam sini sangat tenang.

Alunan musik klasik memanjakan fikiran mereka yang sudah setengah mabuk. Pria itu mengajak Sakura berdansa, meski harus sempoyongan.

Mereka berhadapan, tinggi mereka pun hampir sejajar karena Sakura memakai high heels 10 cm milik Tapi sepatu high heels milik Talita yang dipakainya sedikit merepotkannya.

"May I know your name, please?" Ucap pria tidy itu mendekati wajah Sakura.

"So curiuos. Do you want to know?" Jawab Sakura sambil terus mengikuti langkah kakinya.

"Yess...just tell me" Tiba-tiba saja pria itu menghentikan langkah kakinya, tanpa sadar Sakura mengiring langkahnya hingga mereka memojok ke dinding dengan posisi pria itu yang memojok.

Pria itu bersandar di dinding sambil terus menatap Sakura. Sakura menjauhi pria itu perlahan, tak habis akal, pria itu kembali mendekatinya sambil berusaha meyakinkan Sakura jika dia benar-benar ingin berdansa, akhirnya keduanya kembali berdekatan. Langkah mereka mulai bergerak ke kanan dan ke kiri.

Sebetulnya Sakura sudah merasakan efek minuman itu, dan gerakan kakinya mulai tidak singkron dengan penglihatannya, hingga akhirnya heels yang ia pakai itu menyandung kabel yang ada di lantai dan...

Cuppp!!

Your Medicine (End)Where stories live. Discover now