Part 17 *Opera House*

4.6K 217 1
                                    

Hallo-hallo, part ini telah direvisi. Silahkan kembali membaca. :)


***

Sakura berdiri di balkon apartmen Evan. Pandangannya tertuju pada gemerlap cahaya di malam yang dingin ini. Sesekali angin bertiup membuat gaun malam yang ia kenakan melambai-lambai, rambut panjangnya terkulai indah.

Meski dingin, tak membuat Sakura memundurkan langkahnya untuk masuk kedalam apartmen. Ia sangat menikmati malam ini.

"Kenapa kau berdiri disini? Bukankah dingin?" Evan memeluk Sakura dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggang ramping Sakura.

"Tidak apa"

"Apa yang kau lihat?" Evan memiringkan wajahnya, ia melihat wajah Sakura yang begitu menikmati semilir angin yang bertiup. Bahkan ia tak menjawab pertanyaan Evan.

"Kau tak ingin memberi tahu ku?" Evan mengendurkan pelukannya.

"Ssttt...diam dan rasakan." Sakura memegang kedua tangan Evan yang ada di depan perutnya, ia menarik tangan Evan dan membentangkan kedua tangannya. Sekarang posisi mereka seperti yang ada dalam film titanic.

Sakura memejamkan matanya, Evan memperhatikan bagaimana cara Sakura menikmatinya.

Ia, pun mengikuti apa yang Sakura lakukan. Ia hirup dalam-dalam nafas dan ia rasakan betapa sejuknya udara malam ini.

Semilir angin yang bercampur dengan aroma tubuh Sakura sangat menyejukan fikirannya.

Ini sangat relax.

Evan menarik tangannya, ia kembali melingkarkan tangannya pada tubuh Sakura. Aroma tubuh Sakura memang membuatnya ketagihan, ia mulai mengambil nafas di dekat leher Sakura dan menghembuskannya disana pula.

"Sayangggg...." Evan menyatukan rambut Sakura dan mengumpulkannya di depan dada Sakura sehingga kini punggung penuh lukanya terekspos jelas.

Tak ada rasa jijik sedikitpun dari Evan. Justru jemarinya membelai lembut punggungnya itu. Belum pernah ada yang menyentuh punggung Sakura selembut ini..

Sakura segera menoleh pada Evan, kini mereka berhadapan. Sakura seperti ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya kelu, tangannya mengepal. Jujur ia sangat ingin menyentuh wajah Evan dan berbalik menggodanya tetapi ia ragu.

"Apa yang akan kau lakukan jika kau sudah berbalik dan berhadapan dengan ku sekarang?" Evan mengusap lembut bibir Sakura.

Sial, Sakura justru memejamkan matanya dan menikmati sentuhan itu.

Cium aku Evan!

Evan menarik tubuh Sakura agar makin mendekat dengan tubuhnya. Ia sedikit menundukan kepalanya dan perlahan jarak wajah mereka semakin dekat. Jantung Sakura berdegup kencang, suhu tubuhnya memanas. Posisi seperti ini sangat di idam-idamkan olehnya. Bahkan ia akan mendapatkan ciuman dari Evan di balkon yang menghadap ke pusat kota yang penuh gemerlap cahaya.

Ah, seperti mimpi.

"Tidak jadi." Evan menarik wajahnya dan melepaskan pelukannya, ia menahan tawa. Sementara Sakura segera menggigit bibirnya, ia memalingkan wajahya kesal sekaligus malu.

"Kau menginginkanku bukan?" Evan baru saja menggoda Sakura.

"Hmm." Sakura hanya berdehem tak ingin menoleh Evan.

"Ahh, kau merajuk sayang. Kau lucu sekali seperti itu."

"Tidak" ucap Sakura ketus.

"Hmm, baiklah sekarang kita lihat apa yang sedari tadi kau lihat..." Evan berdiri tepat di sebelah Sakura. Ia melihat mata Sakura yang terus memandangi sesuatu jauh disana. "Baiklah aku mengerti. Sakura..." Evan kembali menatap wajah Sakura yang menahan kesal itu.

Your Medicine (End)Where stories live. Discover now