Part 3 *cambuk*

9K 410 2
                                    

Jangan lupa vomment sama votenya yaa

************************

Sakura dan Talita sedang dalam perjalanan menuju kampus. Mereka satu kampus dan hanya saja berbeda jurusan, Sakura mengambil jurusan Teknik Arsitektur sementara Talita memilih jurusan Desain Mode di University of New South Wales.

Talita memarkirkan mobil BMW nya selepas itu mereka berpisah.
Kampus pagi hari masih belum terlalu ramai, apalagi mahasiswa semester akhir seperti Sakura pasti sudah malas sekali untuk datang pagi ke kampus. Kalau tidak karena ingin menanyakan masalah sidang Sakura pun tidak akan datang kesini.

Mr. Sheel dosen pembimbingnya meminta agar Sakura menemuinya pagi ini pukul 7.30 am di depan ruangan dosen.

Tapi baru saja ia sampai di depan ruangan dosen Sakura melihat daftar hadir dosen hari ini, dan ia melihat nama Mr. Sheel hari ini dia izin tidak masuk.

Sial, kalau begitu kenapa harus bangun pagi dan pergi ke kampus jika orang yang di cari tidak ada. Buang-buang waktu saja.

Sakura bergumam dalam hatinya, ia butuh menyegarkan fikirannya. Teman-temannya pasti belum datang ke kampus, Talita juga sibuk dengan urusan kuliahnya yang juga tinggal menunggu sidang.

Ada satu tempat favorit di kampusnya, yaitu taman kampus di dekat studio siaran radio kampus. Ia memutuskan berjalan-jalan di sekitar sana.

Sakura menikmati semilir angin sambil membuka ponselnya dan membaca pesan yang membuat air matanya dan Talita meluap semalam. Ternyata ada tiga pesan dari kakaknya itu.

Cepat pulang brengsek, mati kau. Pesan itu ia kirim jam 00.55 saat Sakura baru saja tiba di rumah Talita.

Melarikan diri lagi yaa? Jangan harap kau selamat besok . Ia mengirimkan pesan itu lagi jam 1.00 am.

Jika kau tidak pulang besok, aku tak segan-segan menyayat wajahmu. Aku baru membeli pisau baru dan butuh objek untuk di coba. Jangan harap kau bisa lari, dasar bodoh. Pesan bernada ancaman itu seringkali ia terima.

Sudahlah aku tidak peduli, bunuh aku saja sekalian dengan begitu kau takkan perlu repot-repot mengawasiku.

"Sakura..." Suara itu mengagetkannya, pria semampai itu menyodorkan sebuah kertas di atas ponsel Sakura sehingga mau tidak mau Sakura harus membacanya.

"Alex...Ini apa yaa?" Sakura kebingungan.

"Apa kau tidak bisa baca? Itu undangan pesta di apartmen milik Clarissa yang baru. Kita akan mengadakan acara Balcony Party. Tolong kau sampaikan undangan ini ke radio kampus yaa, aku dengar kau penyiar yang pintar dan aku sudah mendengarnya semalam jadi aku mohon sebarkan undangan ini dan tentunya hanya berlaku untuk anggota prom kampus okeyy" Jelasnya panjang lebar lantas meninggalkan Sakura begitu saja.

Dasar pembohong! Semalam saja aku menangis sesegukan mana mungkin aku siaran. Hffftt Lagi pula mana mungkin aku bisa ikut pesta seperti itu?

Sakura juga seorang penyiar di radio kampus, ia kerap kali menyampaikan undangan pesta bergengsi tapi ia sendiri tak pernah mengikutinya. Ia tahu diri bagaimana mungkin orang sepertinya bisa ikut ke pesta seperti itu, keluar rumah dengan pakaian mencolok saja bisa-bisa kakaknya menghabisinya dengan sekali cambukan.

Your Medicine (End)Where stories live. Discover now