Menyadari orang yang sedari tadi ia ajak bicara tiba-tiba menghilang, Fira menghentikan langkah dan gerakan mulutnya kemudian menoleh ke belakang. Dilihatnya Emily terdiam ditempatnya, menatap lurus ke sebuah titik yang ada di sebelah gedung.
“Mil?” Fira memanggil pelan. Tapi suaranya tidak cukup keras untuk sampai ke gendang telinga Emily.
Karena penasaran, Fira menghampiri Emily sambil mengikuti arah pandang temannya itu. Disana ia melihat Kak Lena sedang berbicara singkat dengan seorang lelaki yang seumurannya. Tak lama Kak Lena pergi meninggalkan lelaki itu dan masuk ke dalam gedung.
Fira tidak mengerti mengapa Emily terlalu serius memperhatikan kegiatan mereka. Ia pun menyentuh pelan lengan Emily untuk menyadarkannya. “Emil? Lo kenapa?”
Emily terkesiap. “Eh? Gakpapa kok, masuk yuk!”
“Gue tau ada apa-apa, Mil,” Fira menatap Emily dengan tatapan meminta penjelasan.
“Buru-buru masuk aja deh, daripada kena marah Kak Lena gara-gara telat,” tanpa aba-aba Emily langsung berjalan untuk masuk ke gedung.Fira mengerutkan keningnya, heran akan sikap temannya. Sementara itu, lelaki yang tadi bersama Kak Lena masih berdiri disana. Ia tampak tak bersemangat untuk menaiki motornya. Tapi sejurus kemudian ia tetap memasukkan gigi motor dan berlalu pergi.
Fira terus memandangi punggungnya sampai akhirnya hilang di tikungan. Ia melirik pintu masuk gedung, menghela napasnya pelan, lalu melangkah gontai.
Setelah membuka pintu, Fira melihat Emily berjalan menuju ke toilet. Tanpa pikir panjang, Fira langsung menyusul Emily ke toilet.“Lo udah siap buat cerita, Mil?” ujar Fira saat Emily membuka pintu toilet. Emily sempat kaget karena kemunculan temannya itu secara tiba-tiba.
Emily tidak jadi membuka pintu toilet. “Sammy mantannya Kak Lena.”
“Hah?”
Melihat reaksi Fira, Emily tertawa hambar. “Haha, kaget ya?”
“Tunggu deh. Maksud lo itu Sammy yang temen lo disekolah itu? Yang sering lo ceritain?” rentetan pertanyaan dari Fira muncul begitu saja, membuat Emily menatapnya sendu.
“Iya, Fir,” Emily membalas singkat, tapi sedetik kemudian ia mengeluarkan isi hatinya. “Dan lo harus tau, temen gue yang namanya Vinka udah membuat kesalahan besar.”
“Kok jadi Vinka?” Fira semakin bingung.
Emily membuang pandangannya dari Fira, menutup matanya, baru menjawab pertanyaan Fira. “Vinka tanya ke Sammy, dia itu punya perasaan ke gue atau gak.”“APA?” mata Fira membelalak kaget.
“Kenapa dia ngelakuin itu?”
“Gue juga gak tau, Fir,” Emily masih memasang tampang sendunya. “Dan katanya, Sammy masih belom bisa ilangin masa lalunya.”
“Maksud lo gimana? Kok rumit banget sih?” gerutu Fira.
“Itu berarti Sammy belom move on dong? Dan mantannya itu Kak Lena,” Emily menghembuskan napasnya lelah. “Lo nangkep maksud gue kan?”
-SIAS-
Emily merasa hari ini adalah hari yang paling melelahkan. Walaupun ia pernah merasa lebih lelah daripada hari ini, ia tetap merasa kalau hari ini adalah hari paling melelahkan. Bukan hanya fisik, tapi batin dan pikiran.
Emily menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Kucuran air dari shower ternyata tidak cukup untuk menyegarkan tubuhnya.
“Sekarang, gue harus apa?”
Emily menatap langit-langit kamarnya, mecoba berpikir. Karena tidak ada satu pun ide yang mampir ke otaknya, ia memilih untuk membuka handphone-nya. Ada beberapa chat dari grup dan chat dari temannya. Tapi semua chat yang belum terbuka itu dihiraukannya. Emily langsung membuka chat dari Vinka ketika melihat akhir dari chat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/43134901-288-k215991.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine in Another Sky
Novela JuvenilDisaat baru membuka kelopak mata pun, aku sudah tahu. Aku bukanlah orang yang pernah mengisi hatimu. Bukan orang yang pernah membuat perutmu seperti kupu-kupu yang berterbangan ketika kau melihatku, atau membuat jantungmu berdegup lebih kencang dari...