Joon's POV
Jam kerja-ku baru saja selesai. Aku segera membereskan perlengkapanku di loker. Ketika aku hendak memasukan botol air minum-ku ke dalam tas, ponselku bergetar. Ada panggilan dari seseorang yang sudah aku tunggu sedari tadi.
"Halo … "
"…"
"Ya, baiklah. Aku akan segera ke sana. Tunggu sebentar."
"…"
"Baiklah."
Segera setelah panggilan tersebut ditutup, aku bergegas keluar dari bengkel. Mencari bus yang akan membawaku ke tempat yang harus ku kunjungi saat ini.
Lorong sempit dekat areal pertokoan adalah tujuanku. Ada seorang pria dan seorang wanita yang sudah menungguku di sana.
"Kurasa kita tidak harus saling berbasa - basi, Joon-ah."
Aku melirik dingin wanita di hadapanku. Senyum miring yang terpatri di wajahnya membuatku sedikit muak, tapi bagaimanapun juga, aku sedang dalam 'bisnis' dengannya.
"Kita mulai pada rencana, Joon-ah. Ini Go Seung Ji, sepupuku. Pria yang akan membantu kita."
Pandanganku beralih pada sosok di samping wanita bergaun selutut berwarna abu gelap itu, Go Hyun Mi. Mataku menelisik cara berpakaian sepupunya. Ia cukup manis untuk ukuran seorang pria. Meskipun aku tidak akan bertaruh apapun jika ia disandingkan dengan Gie. Gie jelas lebih dari cantik. Ia sempurna.
Jeans hitam ketat membalut kaki jenjang pria itu hingga ke mata kaki. Kaus biru langitnya memang agak tidak cocok dengan kemeja coklat susu yang tersampir asal di kedua bahunya. Namun sangat pas untuk kulit putihnya yang pucat. Aku merasa ia terlalu feminin.
"Kim Joon Hwa, cukup panggil aku Joon." Uluran tanganku dijabat oleh pria itu. Ia mengangguk kecil.
"Go Seung Ji, seperti yang Noona-ku katakan. Seung Ji saja cukup," ujarnya mantap. Nada suaranya cukup maskulin. Berbanding terbalik dengan gayanya.
"Aku akan menjelaskan apa yang nanti kita lakukan. Kau … Joon-ah, cukup buat semua tidak mencurigakan."
Aku mendengarkan dengan jelas rencana yang sudah Hyun Mi buat. Pikiranku lalu terisi penuh oleh Gie. Karena aku tahu satu hal yang pasti akan ku sesali nanti, aku juga akan menyakiti hatinya.
***
Gie's POV
"Noona … Aku tidak tahu jika aku pernah begitu dekat dengan Joon dulu."
Eun Soo Noona masih terdiam di tempatnya. Tidak lagi bicara apapun mengenai foto ditanganku. Foto ini … bukankah seperti hasil foto yang sama dengan kejadian yang ada dalam mimpiku? Mengapa bisa begitu cocok dan mirip? Aku tidak ingin berspekulasi jauh pada apa yang kupikirkan sekarang.
"Ya, b-begitulah, Gie-ah … "
Kakakku memalingkan wajahnya dariku. Menjauh dari pandanganku. Ada apa dengannya? Jangan bilang kakakku sedang berusaha berbohong padaku…
"Aku tidak tahu jika aku mengenal Joon dengan baik. Seberapa dekat kami?"
Aku terus merapalkan dalam hati. Kakakku pasti akan mengatakan sesuatu yang sama dengan mimpi itu. Namun jika itu terjadi, aku masih berusaha tidak percaya.
"Ya … i-itu ka-karena kau lupa ingatan. Kalian … em- sahabat, yah begitu … sahabat."
Tidak. Aku tahu bukan itu yang sesungguhnya. Aku tahu Noona sedang berbohong padaku. Eun Soo Noona tidak akan bicara dengan gugup, kecuali ia sedang menutupi sesuatu. Sedikit demi sedikit aku semakin yakin akan apa yang terjadi dalam mimpiku semalam adalah sesuatu yang pernah hilang dariku. Dari ingatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul in Seoul
RomanceJung Gie Soo tak menyangka hidupnya akan begini menderita. Setelah sang ibu meninggal karena penyakit kanker yang di deritanya sejak lama, membuat sang ayah menjadi begitu putus asa dan mulai pulang larut serta minum-minum. Kakak perempuan nya, Jung...