Gie's POV
Kegelapan ini hampir saja membunuhku. Kakiku sudah tak mampu lagi kala mendengar suara itu. Seakan tidak tersisa harapan bagiku untuk menghirup udara lebih lama. Namun ternyata, Tuhan selalu punya rahasia.
"Chan Seok?"
"Ya, ini aku. Kau aman sekarang."
Tuhan memang benar - benar memiliki banyak rahasia. Aku langsung memeluk pria itu erat - erat. Sesak yang sedari tadi tercengkeram oleh ketakutan hilang sudah.
"Kita harus bergegas, Gie! Mereka bisa saja kembali lagi!"
"Tapi … Joon Hyung? Aku bersama dengan Joon tadi."
Chan Seok tetap menggendong tubuhku yang benar - benar sudah tak memiliki tenaga. Keluar dari areal ruko - ruko bekas itu menuju jalan besar. Pikiranku masih berkutat dengan kecemasan akan keadaan Joon Hyung. Dia bisa saja terlu―
"Ya, aku tahu. Kau tak perlu khawatir, Gie-ya. Tuan Nathan sedang mencarinya sekarang."
"Nathan? Jonathan?"
Pria itu mendudukkanku di kursi belakang mobil. Membuatku senyaman mungkin berada di sana. Tapi pikiranku tetap terasa kacau. Nathan? Mencari Joon?
"Tuan Nathan mengirimku untuk selalu memantaumu. Ia sangat mencintaimu, Gie. Ia tidak bisa melupakanmu."
Mobil Chan Seok telah bergerak membelah jalanan kota. Ia fokus menyetir dan aku menunggu lanjutan kata - katanya. Terlalu banyak pernyataan bertumpuk dalam kepalaku.
"Aku selalu memantaumu akhir - akhir ini. Maka dari itu, saat para pria tadi mengejarmu dan Joon, aku langsung mengikuti kalian. Aku segera memberitahu Tuan Nathan. Rencana awal, ia yang akan membawamu pulang, tapi aku mengubahnya ketika mereka mengejar Joon. Tuan Nathan akan menolongnya. Kau tenang saja."
Mataku bergerak gelisah. Membayangkan cara Nathan agar dapat membantu Joon dari kepungan pria - pria gila itu membuatku merasa semakin buruk. Aku sudah mengatakan bahwa aku tak lagi ingin menemuinya, tapi ia malah datang saat aku butuh pertolongan.
"Apa? Rumah sakit, Tuan?"
Aku menoleh memandang Chan Seok di kursi kemudi yang kini fokusnya sedang terbagi antara jalanan dan ponselnya. Raut wajah itu bukanlah suatu pertanda baik bagiku. Aku hanya bisa berdoa tidak ada yang lebih buruk lagi dari ini.
"Baiklah. Kami akan segera ke sana, Tuan."
Chan Seok mematikan ponselnya. Aku menepuk bahunya pelan. Bertanya dengan amat hati - hati.
"Ada apa … Chan Seok-ah?"
Dan aku langsung merasa lebih baik tidak bertanya apapun saat mendengar jawabannya.
"Tuan Nathan sudah bersama dengan Joon. Pria itu terluka dan mereka telah berada di rumah sakit sekarang."
***
Normal POV
Dalam rangkulan Chan Seok, Gie menyusuri lorong rumah sakit. Ia melupakan rasa panas di kakinya hingga bahkan seolah kebas. Pria di sampingnya berusaha menjaga Gie agar tak terjatuh.
"Kau yakin tak ingin menggunakan kursi roda?" tawar Chan Seok ketika Gie hampir saja melukai kakinya untuk yang kesekian kali.
"Aku baik - baik saja. Kita harus bergegas."
Yang ada di pikiran Gie hanyalah Joon. Semua pertanyaan yang terkumpul di kepalanya semakin terngiang kala Chan Seok mengatakan, "Ini kamarnya."
Gie terdiam. Napasnya seakan terhenti untuk sedetik saat menengok ke arah dalam kamar rawat melalui kaca buram di pintu. Nathan ada di sana. Bersama Joon Hyung-nya yang tertidur dengan selang infus menggantung pada tangan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul in Seoul
RomanceJung Gie Soo tak menyangka hidupnya akan begini menderita. Setelah sang ibu meninggal karena penyakit kanker yang di deritanya sejak lama, membuat sang ayah menjadi begitu putus asa dan mulai pulang larut serta minum-minum. Kakak perempuan nya, Jung...