11. My Soul in Seoul

3K 283 20
                                    

Hai~ Terimakasih banyak atas dukungannya! Aku jadi semangat deh buat lanjutin ceritanya^^

So, I hope you enjoy it, guys!

Luv~

.

Gie's POV

Matahari sudah mengintip malu - malu dari balik garis - garis tipis awan. Harum dedaunan yang jatuh ke tanah berhembus lewat ventilasi udara. Memanjakan indra penciumanku. Aku sudah bangun dari satu jam yang lalu. Sesungguhnya, aku sulit tidur sejak semalam. Foto yang dipegang oleh Eun Soo Noona terus saja terbayang di kepalaku. Siapa pria itu? Mengapa kakakku bilang dia mencintaiku? Dan juga ... aku ... menyukainya?

Aku meremas kepalaku. Tidak ada satupun ingatan yang bisa membantuku mengetahui siapa pria dalam foto itu. Terkadang aku membenci diriku sendiri. Keadaanku yang menyusahkan ini membuat semua orang di rumah menganggap aku tidak bisa apa - apa. Mereka selalu saja memperlakukan diriku seperti seorang gadis. Padahal aku merasa aku bisa. Begitu juga Nathan. Pria itu sampai sekarang tidak juga memperbolehkan aku untuk belajar berjalan. Aku yakin Dokter Han pasti mengizinkanku.

Jam dinding dengan bentuk kepala burung hantu di atas pintu masuk kamar menunjukan pukul tujuh. Aku menarik kursi rodaku. Sedikit tertatih ketika mencoba berpegangan pada pinggir ranjang untuk duduk di kursi roda. Kuharap dapat menemukan kakakku pagi ini. Semoga saja dia belum pulang.

"Selamat pagi, Gie-ah~"

Young Woo Hyung tersenyum dari kursi dekat balkon. Dia adalah teman baik Nathan semenjak kuliah. Nathan menceritakannya padaku. Young Woo Hyung juga sering sekali mampir kemari. Beberapa kali pula ia pernah menjengukku.

"Young Woo Hyung menginap juga, ya?" tanyaku sambil mendekat ke arahnya. Kemarin ia ikut datang dan duduk di samping Eun Soo Noona. Sekilas aku melihat mereka berpegangan tangan. Sepertinya aku juga melewatkan hal satu itu.

"Iya, pagi ini juga langsung pulang. Aku harus kembali ke klinik," ucapnya sambil mengacak rambutku. Aku mencebilkan bibir. Dia sama jahilnya seperti Nathan.

"Jangan buat wajah seperti itu. Aku bisa dibunuh Nathan nanti," candanya sambil memperlihatkan tawanya yang lucu. Aku ikut tertawa, tapi kemudian sebuah lengan merangkul leherku dengan cepat.

"Flirting with my boy, eh?"

Astaga .... Aku memutar bola mataku. Sedangkan Young Woo Hyung menghentikan tawanya dan memandang si pelaku dengan jengah.

"Dia bangun dan melihatku yang sedang duduk. Kusapa dia dan kami mengobrol. Apa itu cukup sebagai alasan kau membunuhku?" sindir Young Woo Hyung. Aku terkikik sendirian sementara mereka berdua mulai berdebat tentang aku.

"Akan kulaporkan kau pada Eun Soo karena menggoda adiknya juga!"

"Apa - apaan itu? Aku tidak menggoda Gie! Jangan berani kau katakan pada Eun Soo-"

"Siapa yang berani menggoda adikku?"

Itu suara Eun Soo Noona! Habislah mereka berdua kalau kakakku itu sudah marah. Aku tidak mau ikut campur.

"E-eh Eun S-Soo ... ini ... tidak- Aku tidak menggoda adikmu!" Young Woo Hyung tergagap di depan kakakku. Matanya persis seperti anak kecil ketika memohon.

Hening. Dan tiba - tiba ...

"Ahahaha!" Kami semua tertawa terbahak - bahak. Nathan tertawa paling keras, sedang Eun Soo Noona berusaha menahan bibirnya agar tidak tertawa lagi. Memandang geli pada Young Woo Hyung. Aku memegang perutku yang mulai sakit karena banyak tertawa. Ini pagi yang menyenangkan.

My Soul in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang