22. My Soul in Seoul

2K 192 11
                                    

Normal POV

"Mommy, ini cake untuk Mommy."

Gie tersenyum pada Jonas. Bocah kecil itu membawakannya dua potong cheese cake yang masih hangat.

"Terima kasih, Jonas."

Anak itu tersenyum lebar. Kemudian mendudukkan dirinya di samping Gie. Tidak mengacuhkan sama sekali keberadaan orang lain di sampingnya yang menatapnya dengan jengah. Gie menyerahkan potongan cake yang satunya pada Joon dan tersenyum melihat ekspresi wajah itu.

Ya, hari ini Joon sudah diperbolehkan untuk pulang. Dokter mengatakan bahwa memar di perutnya telah cukup membaik dan akan segera sembuh dalam waktu dekat. Nathan sempat datang tadi pagi untuk mengecek keadaan mereka dan membayar semua biaya, lalu kembali bekerja setelah memastikan semua selesai.

Joon sempat kaget saat ia tengah memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang untuk membayar pengobatannya, tetapi ternyata Nathan telah menanggung biayanya lebih dulu. Ia masih terlalu kaku untuk bicara pada Nathan. Bahkan mengucapkan terima kasih saja ia gagu. Pribadi pria itu sungguh tak dapat Joon ungkapkan. Bisakah ia bilang bahwa pria itu … terlalu baik? Oh, ego Joon tak akan mengatakannya.

Ia hanya berpikir mungkin suatu saat nanti ia dapat mengganti uang yang telah Nathan keluarkan untuknya.

Setelah semua beres, awalnya Joon dan Gie ingin segera pulang agar Bibi Ahn tidak merasa semakin khawatir karena mereka tidak kembali dalam dua hari tanpa kabar apapun. Namun saat melihat Jonas yang keluar dari kantin rumah sakit, Gie memutuskan untuk tinggal sebentar. Ia merindukan bocah riang yang selalu memanggilnya 'Mommy' itu.

"Mommy kenapa bersama Hyung ini? Kalau Daddy Nath lihat, pasti ia marah."

Jonas merengut tak suka menatap Joon. Sedangkan yang ditatap sudah membulatkan matanya tak percaya. Gie terkekeh, mengusak rambut Jonas sayang.

"Hyung ini namanya, Joon Hyung. Dia itu Hyungnya Mommy. Daddymu kenal Joon Hyung, kok. Dia jugalah yang membawa Joon Hyung untuk dirawat di sini."

"Tentu saja Daddy kenal. Hyung ini 'kan pernah masuk rumah Daddy Nath sambil marah - marah. Iya, 'kan?"

Gie tertegun. Oh, tentu saja ia masih ingat kejadian itu. Awal dari perang dingin antara Joon dan Nathan.

"Hehe, iya. Tapi Hyung ini sudah minta maaf pada Daddymu, kok. Mereka teman sekarang."

"Jadi Hyung ini sekarang temannya Daddy?"

"Iya betul."

"Bisakah kalian berhenti memanggilku dengan sebutan 'Hyung ini'?" Joon menatap keduanya dengan jengkel. Gie dan Jonas jadi melirik kepadanya.

"Aku punya nama," ujar Joon kesal. Ia menekan kedua rahangnya untuk menahan geraman. Gie tertawa kecil. Ia menepuk lengan Joon gemas.

"Hyung, ayolah … Jonas masih anak - anak, mengapa kau begitu kesal?"

Gie membelai lengan Joon dengan lembut. Memberinya tatapan teduh yang manis. Oh, Gie … siapa yang bisa marah jika kau seperti ini?

"Baiklah, aku kalah."

Senyuman di bibir Gie semakin melebar. Jonas hanya diam melihat kedekatan kedua orang itu. Sesungguhnya ia kesal. Kenapa Mommynya harus tersenyum pada pria lain? Nanti Daddy Nath bisa marah! Ia tidak tahu saja apa yang sudah terjadi di antara Mommy dan Daddynya.

Selama dua jam selanjutnya yang Joon lakukan hanya memandangi keakraban Gie dan anak kecil itu. Gie memang seorang lelaki, tapi ia begitu lembut. Ia juga terlalu cantik untuk lahir sebagai seorang laki - laki. Interaksi di antaranya benar - benar terlihat natural. Gie memainkan peran yang baik sebagai seorang 'Mommy'. Joon tidak sanggup membayangkan jika Gie, Jonas, dan Nathan pergi keluar bersama. Mereka pasti terlihat seperti keluarga bahagia. Joon iri setengah mati.

My Soul in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang