Normal POV
Asap rokok membumbung memenuhi ruangan luas itu. Nathan menunduk. Menghisap kembali batang rokoknya yang entah sudah ke berapa dalam satu hari ini. Oh, tidak … sudah dua minggu. Ya, dua minggu.
Semenjak Gie menolak untuk bertemu kembali lagi dengannya, dunia pria itu berubah. Nathan jarang sekali pergi ke rumah sakit. Mencoba alkohol di hari pertamanya tanpa Gie membuatnya menjadi kecanduan. Begitu pula dengan lintingan tembakau yang kini selalu berada dalam jepitan jarinya. Nathan rasa, kedua barang itu mampu menemani keresahannya.
Nathan mendengus. Menghembus kembali asap abu - abu itu ke depan wajahnya. Sampai hari ini ia masih tidak habis pikir. Siapa yang menjebaknya dengan cara menjijikan itu?
Ia yakin bahwa pria brengsek bernama Joon yang kini merebut Gie-nya ikut serta dalam penjebakan itu. Namun, jika Joon ada di sana saat ia pergi menemui Gie di rumahnya, siapa yang membantu pria itu menjalankan misinya?
"Tuan, saya membawakan Anda kopi."
Nathan menoleh pada pintu kamarnya yang terbuka. Hyun Mi ada di sana, membawa nampan dengan secangkir kopi mengepul di atasnya.
"Tuan pasti sedang merasa penat, bukan? Apa Tuan lapar? Mungkin saya bisa bawakan sesuatu untuk Anda?"
Gadis dengan setelan hitam putih itu tersenyum manis pada Nathan. Rambut hitam panjangnya ditata begitu rapi, seakan ia akan pergi ke suatu acara.
"Aku tidak menyuruhmu untuk membawa kopi. Tidak pula aku mengatakan bahwa aku lapar. Jika pun aku ingin sesuatu, yang kupanggil adalah Bibi Seo, bukan kau."
Nada dingin yang keluar dari bibir sang Tuan membuat Hyun Mi kehilangan suaranya. Ia menunduk, memainkan jemarinya dengan gugup.
"Keluarlah. Aku benar - benar tidak tahu ada apa denganmu, tapi jangan lagi mengantar apapun ke dalam kamarku semaumu. Aku membayarmu bukan untuk memasak dan mengantar makanan, melainkan membereskan rumah."
Tatapan dingin dari Nathan menusuk tepat pada kedua mata sang gadis. Hyun Mi semakin merasa tersudut. Namun ia yakin masih bisa berusaha.
"Tapi Tuan … Anda kelihatan sangat tidak baik akhir - akhir ini. Anda merokok dan minum. Seperti bukan diri Anda. Saya hanya takut terjadi sesuatu pada Tuan, begitu pula yang dirasakan oleh pelayan yang lain. Kami hanya khawatir, Tu-"
"Keluar! Atau kau kupecat sekarang juga!"
Hyun Mi membelalakan matanya. Ia segera menunduk dalam. Merasa bahwa kesempatannya telah habis kali ini. Meski di hatinya ia selalu menggerutu. Apa baiknya pria miskin yang tak bisa berjalan itu?
Dengan sangat tidak rela, gadis itu berbalik menuju pintu. Meninggalkan Nathan kembali dengan kesendiriannya.
"Perjuanganku sudah sejauh ini. Lihat saja, Nathan. Kau pasti bisa menjadi milikku!" desisnya sambil melirik sinis pintu yang telah tertutup.
***
"Pergi dari sini? Apa maksudmu, Hyung?"
Gie mengerutkan keningnya. Berbagi pandang dengan Eun Soo. Mereka menunggu pria itu untuk bisa makan bersama, namun Joon benar - benar terlihat terburu - buru.
"Aku tidak tahu apakah mereka adalah orang - orang dari desamu dulu yang pernah kau ceritakan, tapi … para pria itu mencari kalian. Terutama kau Gie. Mereka menanyakan tentangmu!"
Eun Soo dan Gie saling berpandangan. Apa katanya? Sekelompok pria mencari mereka?
"Pria - pria itu sedang berada di rumahku. Eomma menjamu mereka agar tetap berada di sana dan aku bisa menjemputmu, Gie. Kau harus cepat!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul in Seoul
RomanceJung Gie Soo tak menyangka hidupnya akan begini menderita. Setelah sang ibu meninggal karena penyakit kanker yang di deritanya sejak lama, membuat sang ayah menjadi begitu putus asa dan mulai pulang larut serta minum-minum. Kakak perempuan nya, Jung...