TWO

650 39 2
                                    

KIENA berjalan melewati koridor sekolah yang masih sepi, tangannya memainkan karet gelang yang sengaja kebawa dari rumah, masih sepi ia sengaja mampir untuk ke kantin.

"Bu, air mineral satu, berapa harganya?" tanyanya mengambil air di dalam kulkas.

"Tiga ribu, neng," jawabnya.

Kiena mengambil sepeser uang dan ia memberi uang itu kepada penjual air mineral, setelah itu ia masih duduk di bangku kantin dengan loyo dan mata yang masih ngantuk kelihatannya.

"Kiena kan?" tanya seseorang yang sekarang dihadapannya.

Kiena mengangguk. "Lo siapa ya?"

"Gue temen sekelas lo, masa lo nggak ngenalin?"

"Karmala?"

Karmala mengangguk "Tapi kalo lebih enaknya lo panggil gue Mala aja."

"Oke."

"Oh iya, lo ngapain disini?" tanya Mala.

"Gue abis beli minum, trus gue males buat ke kelas," jawabnya.

"Kenapa males? Lucu lo, ayok udah mau masuk."

Kiena tersenyum konyol. "Iya iya."

-----

Mereka duduk dibangku masing-masing, untungnya Mala duduk dibelakangnya Kiena, ya jadi Kiena dapet teman baru lagi. Ia mengambil ponselnya untuk sekedar melihat notif di ponsel-nya.

Seseorang masuk dan duduk di tempatnya bersama teman sekawannya.

"Anjrit lo cuma bawa kainnya doang? 'Kan disuruh bawa pel-an, nyet."

"Gue nggak tau, lagian tuh murah kemaren gue beli di alfamart goceng doang," ocehnya sambil memainkan kain tersebut.

"Pea! Kan disuruh sama gagangnya, gimana nanti buat ngepelnya!" teman sebelahnya menepak kepala Alvin.

"Ya elah, lo pel pake tangan rebet lo!"

Teman sekelasnya satu persatu masuk.

"Kenapa sih kalian?" tanya Githa melihat kerusuhan mereka berdua.

"Alvin beli pel-an cuman kainnya doang, gagangnya kaga di bawa," temannya tersebut yang bernama Galih itu menjawab.

"Anjrit, pea juga lo, Vin, coba liat kainnya kayak gimana."

Alvin melempar kain pel tersebut.

"Kan disuruhnya kain pel-annya doang, kaga gagangnya kecuali Kakak nya bilang pel-an baru deh gue bawa."

"Anjr, iya juga sih bener apa kata lo," sela Galih.

"Dungu lo pada, ini lagi si Alvin! Kenapa lo bawa kainnya doang?"

"Udah biarin elah, selau sih sama Kakos nya paling cuma diketawain doang," ujarnya santai.

"Eh, lo bawa sapu nggak Ca?" tanya Zila gelagapan.

"Bawa dong, anjir asal lo tau, jam setengah sembilan gue ke pasar deket rumah gue, gue tadinya nyari-nyari ke penjuru toko untungnya pasar deket rumah gue buka, untung loh!

"Trus juga, tadinya gue ke warung deket rumah gue dulu 'kan, masa sapu gitu doang tiga lima harganya, trus gue ke alfamidi lebih parah lagi harganya."

"Berapa?"

"Enam puluh ribu anjir, gila itu mah meningan gue beli pulsa paketan yang sebulan!" sontaknya.

KUNATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang