SEVENTEEN

143 11 0
                                    

SAAT insiden kemarin, Kiena hanya tersenyum malu, seraya mengingat pertanyaan yang diutarakan Alvo sebelumnya, baru kali ini Kiena beromantis dengan Alvo dan setelah kejadian itu, mereka bersenang-senang di rumah Kiena, dengan bermain bersama unyu-unyu seperti itu, ah itu bukan perkiraan yang menjijikan, bahkan keduanya sangat senang.

Ponselnya berdering ketika ia hendak turun dari ranjang empuknya itu, dengan malas ia mengambil ponsel yang terdapat di naka.

Ajeng : Gue rasa sih begitu

Manda : tanya aja sama orangnya, orangnya mana sih?

Zila : CACAAAA!!!

Ajeng : nih orang kemana sih? WOI KEBAKARAN WOI

Kiena tertawa simpul ketika melihat chat group mereka, entahlah terlebih lagi dengan Ajeng yang notabenenya lemot atau apalah itu.

Kiena: ya, ya, Kiena di sini

Ajeng, Manda, Zila : is typing ...

Manda : kemarin lo abis di anter pulang sama siapa, Na? Oke gue lupa karna harusnya kemarin kita introgasi lo lebih lanjut

Zila : hm, nah itu, lo tolol sih Man! Lupa kan! aduh

Kiena : apaan sih?

Zila : nggak usah sok polos

Manda : au nih, lo kemarin dianterin sama siapa? Doi?

Ajeng : Kiena mana ada doi

Kiena : HAHAHA, SEDIH YHA

-----

Kiena mengidik bahunya tak tahu, terserah mereka, yang penting disini, ia bisa bersenang ria layaknya orang kasmaran, memang benar? Ya 'kan?

Seperti saat ini, ia sedang membalas line dari orang yang ia sayang, entah kenapa selalu seperti ini.

Alvo : jangan lupa tidur ya?

Kiena juga tak akan lupa dengan kata 'tidur' itu, lebih baik ia ngehubungi Saskya, sudah lama ia tak saling kontak-kontakan dengannya.

"Saaaaas," teriaknya merdu dicampur dengan rasa senang, ah entahlah.

"Gue tau lo lagi kasmaran kan? Hem."

"Alah lo mah, jangan seperti itu dong, lo nggak tau gue lagi seneng?" tanyanya menghampaskan dirinya pada ranjangnya yang empuk.

"Gue tau lo abis jadian sama Alvo, setelah sekian lama menunggu akhirnya kesampean juga, ah sudahlah," jawabnya sekenanya, sepertinya Saskya akan bete dengan hal ini.

Terdengar gelakan tawa dari Kiena membuat Saskya mendengus kesal. "Akhirnya."

"Uh, enak ya jadian di bawah hujan turun dengan romantisnya dan tanpa embel-embel apapun, menye sekali kau bung," desisnya.

"Terimakasih, gue nggak akan peduli dengan omongan lo, Saskya."

"Terserah," terdengar helaan napas dari arah sana yang membuatnya sedikit memutarkan kedua bola matanya.

"Sas, lo harus dukung gue dong, harus setuju dengan hubungan gue dengan Alvo, ya lo tau sendiri 'kan Alvo, oh ya bagaimana dengan kak Angga? Oh ataupun kak Fariz?"

Terdengar suara helaan napas yang cukup berat dari sebrang sana. "Nggak usah bahas mereka, oke?"

Kiena tertawa. "Kenapa sih, doi sendiri juga."

"Gue peringatkan kalau gue tidak punya doi."

"Oh iya lo 'kan jomblo."

"KIENAAAA!" teriakkan Saskya membuat telinganya sakit, dengan refleks ia menjauhkan ponselnya dari telinganya, bisa-bisa telinganya ini rusak karena teriakan Saskya ini, ah sudahlah lupakan itu. Kekehan kecil membuat Saskya sepertinya panas sendiri.

-~-~-~-~-~-

sangat pendek, tapi tak apalah ya?HEEE..

15-12-2015



KUNATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang