Enemy The Old

91 4 0
                                    


Perempuan berambut sebahu dan lurus menatap ponselnya lelah. Harusnya gue charger dulu hape gue! Bagaimana tidak? Saskya selalu lupa jika ingin membawa charger ponselnya sendiri. Dan inilah hasilnya, batre ponselnya lemah. Dan ia tidak tahu harus menghubungi orang rumah agar bisa menjemputnya di sekolah.

"Lho, Sas, kok belum pulang?" tanya orang di sebelahnya menatap layang Saskya.

Saskya bergeming, juga menatap orang di sebelahnya.

"Gue ngomong, neng sama lo," desisnya.

Saskya menghela napas dengan berat, ia menunjukkan ponselnya kepada orang yang di sebelahnya itu dengan berat.

"Oh, batre abis?" tanyanya.

"Ya, iya lah Gi, trus gue gimana ngehubungin orang rumah kalau ponsel gue mati?!" marahnya melihat teman sebelahnya-Anggia-malah mulai menertawakannya.

"Itu sih, masalah lo ya, btw gue udah dijemput tuh sama supir, bye my teddy lovely bear!"

Sial, Anggi sudah meninggalkannya, temannya itu sangatlah sadis, meninggalkan Saskya dibahu jalan dengan cuaca mendung tanda hujan sebentar lagi akan mampir. Tidak, ia tidak boleh kehujanan kali ini, mengingat ia mudah sakit.

"Belum dijemput?" Saskya menoleh lamban pada asal suara, pasalnya ia tidak ingin buru-buru melihat wajah orang asing.

Saskya mengangguk seraya kembali menatap jalanan yang lenggang di depannya. "Ya."

"Lo anak IPS 1 'kan? yang diajar sama si Angga?" tanya laki-laki di sebelahnya sotoy.

"Ya, trus kenapa?"

"Gue tau, lo suka Angga."

Sedetik kemudian, Saskya menoleh pada laki-laki di sebelahnya, menatap tajam serta dengusan keras, menatap wajah laki-laki itu dengan jelas.

"Jangan sok tau!" itulah kata terakhir sebelum mereka, benar-benar menjadi sepasang musuh yang tidak akan pernah menjadi teman-apalagi teman hidup.

@@@

Cuaca siang hari ini memang lebih menyengat dari siang sebelumnya, terbukti keringat Saskya lebih banyak dari sebelumnya-bahkan sampai tiga ember. Oh sangat jayus.

"Powernya kasih dong! Jangan lembek kayak tai," teriakkan dari senior. Membuat Saskya lebih kesal dari sebelumnya. Bagaimana tidak? Seorang senior yang berparak tinggi, kurus, dan terlihat sangat sombong itu. Akhir-akhir ini sangat menyinggung Saskya dari berbagai sisi.

Terutama, dari segi penampilan. Ya, Saskya memang amat sangat tidak pedulian terhadap penampilannya, akhir-akhir ini. Dan lagi, dari aspek tentang hubungan hati Saskya-yang memang suka terhadap senior, Angga-membuat senior itu, tampak menyinggungnya dengan senyuman miring menjijikan yang pernah ada.

"Yang barisan paling belakang, dikucir kuda itu. Kasih power-nya ya, jangan lembek. Paskibra itu harus kuat, emang kalian mau sekolah kita nanti dibilang paskibra paling lemah dan tidak bagus?" cowok sombong dan terlihat iris mata yang sangat tajam. Mengarahkan ucapan itu pada Saskya. Ya, menurutnya sih begitu.

@@@

"LO!" Saskya menunjuk pada cowok sombong, yang sudah dua semester ini mengacaukan hidupnya.

"Apa?" tanyanya penuh sarkartis.

"Nggak usah, segala menyindir gue dengan power gue yang lembek itu! dan, gue sama sekali nggak takut sama lo, musuh lama."

KUNATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang