ONE

711 39 5
                                    

"NAMETAG udah, trus apa ya? Ah ya, Coklat trus hm, duh lupa lagi gue apa yang harus dibawa sekarang," dengan antusias Kiena menyiapkan peralatan untuk MOS hari ini.

"Ca! Cepetan kek, gue mau berangkat sekarang, lama banget sih," omel Taskia Kakak kandungnya yang sekarang sudah duduk di bangku kuliah.

"Apa deh Kak, bentar dulu kenapa sih."

"Gece bodo!" omelnya lagi lalu menaiki mobil yang ada di depan rumah.

Dengan cepat Kiena mengambil seluruh peralatan MOSnya dan berlari ke arah mobil.

"Lagian sih, udah tau sekarang MOS, semalem malah main sama temen," ujar Taskia bawel didalam mobil.

"Nggak usah bawel, tadi suruh cepet," jawabnya santai sambil memainkan ponselnya.

Taskia mengegas mobilnya dengan kecepatan sesedang mungkin, mungkin agak dipercepat karena sudah hampir menunjukkan pukul enam lewat 15 menit.

-----

"Bye, take care," ia menutup kenop mobil. Dengan gontai ia menuju kelasnya sendirian, iya sendirian. Ia tak ada teman dari SMPnya yang lalu, tapi ia tak memperdulikan hal tersebut, hal yang terpenting adalah belajar dengan giat.

"Gue boleh duduk disini?" tanyanya kepada teman barunya.

Perempuan itu mengangguk.

Ia menaruh tasnya di kelas yang sekarang menjadi kelasnya, rasa lelah karena menaiki tiga lantai, iya Kiena belajar di lantai tiga.

Belum lagi nanti bakalan turun lagi, karena harus melanjutkan MOS.

"Nama lo siapa?" tanya Kiena karena geregetan melihat teman sampingnya dari tadi diam.

"Cindy Azzila, tapi lo bisa panggil gue Zila."

Kiena tersenyum "Oke."

"Btw, nama lo siapa?" tanyanya balik.

"Natasha Kiena, bisa manggil gue Kiena aja, tapi kalau lo mau panggil gue Caca juga nggak apa-apa."

"Caca?" tanyanya kaget mendengar sebutan itu. "Dari mana Cacanya, aneh deh lo," tawanya menggeliat.

Kiena menghela napas dengan berat. "Caca itu panggilan di rumah gue, temen-temen SMP serta SD juga pada manggil gue Caca walaupun sebenernya gue dipanggil Kiena, eh gue kebanyakan bacot ya, sori."

"Nggak apa-apa. Ah ya, gue nanya tadi dari mana kata Caca-nya?"

"Entah dari mana nama itu kesebut jadi Caca, mungkin dari Natasya jadi Caca, ya beda-beda tipis lah."

"Iya, juga sih ya," diselang obrolan mereka suara bel berbunyi tanda MOS akan segera dimulai.

"Hm, udah bel, lapangan yuk, Ca?" ujarnya dengan ragu.

"Ya elah, nggak usah ragu gitu manggil gue mah, Caca aja nggak apa-apa."

"Oke, yuk," Zila menarik tangan Kiena dengan cepat, karena takut diomelin sama Kakak OSIS.

-----

Kiena hampir tertidur saat salah satu anggota OSIS menceramah tentang bagian-bagian sekolah, Kiena memang seperti ini, kalau orang kebanyakan ngomong yang tidak penting pasti ia akan mengantuk seperti ini.

"Ca! Lo tidur?" tanya Zila menyikut Kiena.

Kiena mengucek matanya. "Eh? Udah selesai emangnya?"

KUNATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang