Terasa bodoh, ketika aku terlalu berharap kau memiliki rasa yang sama. Namun, aku pun lelah menerka-nerka dengan hatiku sendiri. Mencoba menyusun keping-keping puzzle yang tidak akan pernah utuh sepenuhnya untuk waktu yang sangat lama.
Bagaimana jika kukatakan saja semua? Aku jengah untuk selalu berpuisi tentangmu. Tentang keberadaanku yang mungkin tak sedikitpun terselip di ingatanmu.
Terbersit keinginan untuk mengenyahkanmu saja dari kehidupanku. Apa daya ketika hatiku ternyata selalu saja mengkhianati keinginanku sendiri?
Selalu saja kau, kau, kau!
Kapan semua tentangmu terhapus dari tentangku?
Aku lelah. Sungguh..
27 November, 2015.
___________________
Aku sebenarnya tidak terlalu menikmati bagaimana rasanya memendam perasaanku untuk seseorang. Tapi, nyatanya demikian. Selalu saja lahir puisi demi puisi untuknya: HH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
ПоэзияAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...