Mengingatmu

2.1K 64 6
                                    

Mengingatmu adalah nyeri
pada sendi - sendi.
Adalah luka yang sulit terbebat
berdenyut hebat.
Adalah air di mataku
menyakiti kedua pipiku.

Kamu tahu?
Barangkali kita memang harus berlari
menjauhi kepala masing - masing.
Membuang kenangan
ke kiri dan ke kanan,
pada jalan - jalan,
pada lautan.

Mengingatmu bukan kemauan
tapi naluri jiwa yang masih hidup.
Masih nyata karena kamu ada,
karena aku juga masih ada.
Harus apalagi kalau aku rindu?
Memeluk bantal pura - pura itu kamu?
Menyesap kopi pura - pura itu bibirmu?
Atau
memandang langit pura - pura itu matamu?

Kamu tahu?
Sekali lagi, barangkali kita memang harus berlari.
Melempar mata masing - masing
memandang ke kiri lalu ke kanan.
Agar lupa ke mana kita berjalan.
Agar lupa ke mana kita menuju.
Walaupun ingin sekali,
walaupun hanya sekali,
namaku masih berdenyut di dadamu.
Karena begitu juga dengan namamu
di dadaku.

10 Januari, 2014.

Akhir Sebuah PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang