Puisi terfavorit saya adalah puisi yang ditulis oleh tokoh pemuda yang sangat inspiratif, Soe Hok Gie. Demikian puisinya:
Puisi Terakhir
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekkah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.Tapi aku ingin menghabiskan waktu ku di sisi mu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.Tapi aku ingin mati di sisi mu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.Mari sini, sayangku..
Kalian yang pernah mesra,
yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.Kita tak pernah menanamkan apa-apa.
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa..(Catatan 11 November 1969) [hal. 433-434] Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie
Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.
Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.
Dan yang tersial adalah berumur tua.
Berbahagialah mereka yang mati muda..Carl Sanburg, The Hang Man at Home (filsuf Yunani)
Mahluk kecil..
Kembalilah dari tiada ke tiada.
Berbahagialah dalam ketiadaanmu..(Catatan 22 Januari 1962) [hal. 125-126] Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
PoesíaAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...