Sepatu Kets:"Aku pasrah kemana kaki membawaku. Mau dihentak-hentakkannya ke tanah, air, bahkan lumpur! Ah... setidaknya kaos kaki ini sedikit terlindungi. Dia, sahabat seperjuangan menyusuri jalan."
Kaos Kaki:"Sepatu, karenamu jarak serasa tak berarti. Langkah tak terasa perih. Dengan setianya kamu membawaku pergi melihat dunia luar yang tak kuketahui. Karenamu aku melihat sisi lain dunia, meski dari balik sosokmu yang perlahan mulai aus terkikis aspal jalanan."
Sepatu Kets:"Andai kita punya tangan, mungkin kita bisa melangkah sambil bergandengan. Sayangnya tangan tak begitu penting ketika yang mengisi kekosongan kita adalah sebuah kaki. Oh iya, Senyummu terpancar lewat bau kaki yang sudah tidak asing bagiku hahaha. Biarpun begitu, toh aku tak bisa memilih dan menggantimu. Kita sudah tidak perlu hal indah untuk saling bersama dan sudah pasti kita selalu bersama"
Kaos Kaki:"Ya, tanpaku sang kaki takkan merasa nyaman. Karena kaki itu, kini aku semakin mengenalmu. Karena kaki itu, kita serasa tak berjarak. Kita dekat. Seperti sahabat. Berterimakasihlah pada sang kaki, karena tanpanya kita tak akan saling bersapa seperti ini."
Sepatu Kets:"Terkadang sedih, ketika si kaki pergi membawaku tanpa mengenakanmu. Itu pasti karena dia sedang terburu-buru. Sepi, tak ada teman tuk mengobrol. Sampai keesokan harinya kita bertemu lagi. Bahagia rasanya!"
Kaos Kaki:"Meski begitu, kita pasti akan tetap bertemu. Karena kita memang ditakdirkan untuk bersama. Meski rasa khawatir selalu ada ketika kita semakin usang dan tua dan berakhir di tempat sampah. Namun aku bahagia, mengingat bahwa dunia pernah kita jelajahi bersama. Ya, dunia kita memang sesempit luas telapak kaki si majikan, tapi bahagianya seluaaaas jagad raya!"
___________________
Ini adalah salah satu tulisan random saya bersama seorang teman sekitar tiga tahun lalu, tapi disusun dan diposting lagi ke Facebook pada tanggal 17 April 2014.
Kami nulis ini bersahut-sahutan di Yahoo! Messenger.
Saya sebagai si Kaos Kaki dan @omidgreeny sebagai si Sepatu Kets.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
PoesiaAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...
