Masihkah kita bisa menarik benang-benang dari masa lalu?
Melihat kembali pada jalan-jalan yang sudah kita lewati.
Meski masih banyak hal yang bahkan waktu pun tak mampu untuk perbaiki.
Perasaan-perasaan yang begitu dalam dan membekas hingga kini.
Dan aku yang selalu memandangi langit serta bertanya-tanya:
"apakah kita baikbaik saja?"Aku benci untuk menjadi sedih.
Itu bukan aku.
Aku pun benci untuk melihatmu sedih.
Itu bukan kau.
Maka, ketika kenangan datang mengetuk pintu,
bukankah seharusnya kita dengan sopan menyambut tamu?
Aku ingin kita duduk dan membicarakan masa lalu,
bukan malah mengusirnya jauh.Hidup ini adalah lelucon, kan?
Kita tidak pernah sama tiap detiknya.
Aku, kau, dan perasaan kita masingmasing,
berputarputar dipermainkan waktu.
Ketika kenangan duduk manis di antara kita berdua, aku hanya ingin kita menertawakannya saja.Kita tidak bisa bersama (lagi). Apakah dunia lantas kiamat?
Tidak.
Maka dari itu, berbahagialah. Meski semuanya tidak terasa sama seperti dulu.
Demi aku. Demi dirimu sendiri.12 Desember, 2014 (Revisi).
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
PuisiAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...