Aku merasa bahwa tiap kali aku melewati desa ini, yang disuguhkan adalah orang-orang dengan semangat yang telah redup di wajahnya.
Sepanjang jalan, kusaksikan mereka hanya duduk bersandar di tiang pintu rumah mereka. Anak-anak muda masih dengan keadaan kacau balau baru bangun tidur ditemani secangkir kopi yang telah dingin, dan para pekerja sawit yang sayu matanya, seolah dari dadanya ingin teriak: aku bosan!
Ah, pagi ini awan seperti bentangan sebuah selimut yang seratnya mulai koyak. Hujan baru saja turun semalam. Sepertinya aku juga ingin tidur di rumah saja seharian.
4 Juni, 2013.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
PoetryAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...