Hey, Pak!
Mulut adalah nyala api.
Umurmu adalah sumbu yang semakin jengkal,
kayu sudah menjadi kabut,
kulitmu sudah kerut!Ilmu yang kauterima adalah
guru yang hidup.
Tapi anak cucu mencibir bibir,
karena deras yang kauucap
berakhir di tubir.Rambut putih adalah tanda bijaksana.
Tapi kau malah berubah jadi campa!
Kaupuja - puja dewa di balik celana,
kausetubuhi pertiwi,
kauhamili tanah - tanah perawan,
lahirlah setan!Mau jadi apa kami, Pak?
Jika junjungan tak layak disanjung.
Kami pemuda-pemudi pembangkang.
Evolusi binatang.
Yang cuma bisa bilang, bisa tendang.Karena doa - doa ibu kami yang lacur,
kami cuma bisa mendengkur di kasur.
Menjual mimpi - mimpi ke pasar
melipat rapi yang sempat denyar.Jika menjadi tua
adalah angin yang mengibarkan bendera
maka kibarkan kami!
Jangan cuma duduk di kursi!
12 Februari, 2013
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Perjalanan
ПоэзияAkan ada nafas - nafas yang terlupakan di lorong - lorong. Ada jejak - jejak di lantai yang terhapus putaran waktu. Derai tawa kita akan menjadi nada - nada yang hilang pada partitur perjalanan kita. Aku benci sebuah pertemuan, karena di ujungnya me...