Ambisi

2.8K 172 0
                                    

* 30 *
Rendy tampak bersiap-siap untuk menjalankan aktivitas nya, yg sudah menjadi rutinitas dia setiap hari. Tiba2 Rendy teringat sama Prilly. Pikirannya semakin keruh ketika harus mengingat bentakan prilly semalam. Namun tdk membuat rasa Rindu nya berkurang. Dengan sekerjap mata dia bisa langsung jatuh hati kpd prilly yang belum sama sekali dia knal sebelumnya. Rendy menyandarkan kepala belakangnya di tembok dengan pandangan keluar jendela, dia merenungi perasaan suka nya kpd prilly yang tak butuh memakan waktu banyak.
" Apa kabar rindu yang bertepuk sebelah tangan, tanya pada hati kecilmu masihkah sanggup menopang rindu itu sendirian?" Gurauan batinnya menjalar ke seluruh tubuhnya, sungguh dia sangat mencintai prilly, jika saja takdir mempertemukan mereka sebelum prilly bersama Digo, mungkin dengan sepenuh jiwa dan raganya akan dia jadikan prilly sebagai golden wife didalam hidupnya. Tapi itu hanya angan-angan nya saja yang tidak akan pernah tersampaikan. Dia usap wajahnya dengan telapak tangan, dan dia hendak bergegas ke rumah sakit.
***********
Prilly berjalan menyusuri setiap alunan-alunan suara kicauan burung dengan dedaunan disekitar penglihatannya. Dia merasakan isi hatinya sedikit mengeluh, ingn gugur seperti bunga yg sudah usang, lalu ingn dia katakan bahwa dia sangat lelah, tubuhnya merasa kepenatan yang luar biasa dan berharap penderitaannya segera surut. Hingga dia sedari td jalan ke sekolah, tak menyadari bahwa dia sudah sampai, di depan gerbang sekolahnya. Digo melihat wanita yg sangat ia cintai di rolingdor tatapannya penuh dengan kekhawatiran, semenjak digo menyampaikan ttg keberangkatannya ke amerika, dia sering melihat prilly murung,

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang