Ambisi

3.2K 228 1
                                    

* 16 *
Prilly sangat terpukul mendengar perkataan Digo, dia beranjak dari tempat duduknya, mundur tiga langkah seolah tak mau mendengar apa yang akan digo sampaikan. " prill, aku mhon km mngerti, 2 bulan lagi kita lulus dari SMA, dan itu artinya aku harus segera menyiapkan pasport untuk keberangkatan aku ke Amerika, Ayah aku sudah mendaftarkan aku di Harvard". Prilly menutup kdua telinga nya dengan kedua tangannya, dia memejamkan kedua matanya tanpa ingin melihat ke arah digo. " Prill" digo melangkahkan kdua kakinya menghampiri prilly, namun prilly mengangkat telapak tangannya dengan sebuah arti bahwa digo tidak boleh mendekatinya. " aku mohon sama kamu, buang ego km, buang ambisi km....bu....."
" maksud km, aku harus membuang ambisi aku? Dan harus membuang ego aku?" Prilly memotong perkataan Digo dengan penuh penekanan dan suara nya terdengar oleh Kdua orangtuanya beserta Rendy dan ayahnya. " lalu dengan km pergi kesana, mengabaikan aku disini, mengabaikan keinginan aku, apa itu bukan arti dari keegoisan Digo?" Suara prilly meninggi, terisak dengan dilabuhi sebuah isakan yang tak bisa dia bendung. " apa aku salah, jika aku ingin mengejar cita2 aku? Dan setelah aku sukses, ujung2nya semua pengorbanan dan usaha aku buat km prill". Digo mencoba menjelaskan kpd prilly, namun sepertinya prilly tidak mau mengerti. " kamu tau Digo, selama hampir 3 tahun kita bersama, apakah aku pernah meminta sesuatu sama kamu? Apakah aku pernah mnjdi se sosok wanita matre yang memanfaatkan km yg dikenal sebagai pewaris tunggal semua kekayaan ayah km? Kapan aku minta yang bukan mnjdi hak aku? Kapan Digo....." prilly tak henti menangis....Digo paling tidak tega ketika harus melihat kekasihnya menangis karena dia.

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang