AMBISI

* 22 *
Prilly pun sadar, dia langsung menangis membuat kdua orangtuanya semakin panik, " prill....knpa km menangis? Apa yang sakit? Mana syg? Bilang sama mamah" tante Yulia meraba semua tubuh prilly. Prilly semakin terisak. Rendy melihat airmata prilly yang terus menetes begitu ikut merasakan apa yg prilly rasakan. " seandainya aku yang membuat airmata km jatuh prill, maka akan aku bayar dengan nyawaku, sumpah aku tdk mngerti dengan perasaan ku ini, begitu mudahnya km memenuhi seluruh jiwaku tanpa ada ruang untukku membuka hati utk yg lain" dewa batin Rendy menggerutuk. Prilly meraih tangan mamahnya lalu dia tempelkan tangain itu tepat di bidang dadanya " ini yg sakit mah, apakah ada obat penawar rasa sakit ini?" Menyentuh bagian hatinya. Airmata tante Yulia menetes, sungguh dia merasa tak ikhlas melihat putrinya sangat menderita.
Tidid..........suara mobil Digo.
Om Renaldi bergegas keluar, dengan raut wajah penuh dengan emosi, prilly begitu cemas saat papahnya keluar dengan kedaan yang sangat marah, hingga dia menyusul keluar, berusaha mencegah pertengkaran digo dan papahnya namun tante Yulia menghalanginya. " papah jangan....." prilly menangis.
Kini, kluarga prilly beserta Rendy dan ayahnya berada di depan pintu rumah prilly, digo terkejut dengan adanya sosok pria yang begitu asing baginya ada dirumah prilly.
" malem om...tante..." suara digo gugup. Dengan tiba2 om Renaldi menghampiri Digo " mau apalagi heuhh km kesini? Belum puas km lihat putri om terlentang dijalanan tak sadarkan diri akibat ulah kamu, kamu tau kan dia sangat mencintai km, tapi knpa km selalu mencampakan dia?" Suara meninggi dan penuh emosi. " sungguh om tdk rela jika ada org yg membuat putri om menangis, siapapun tidak terkecuali" Pandangan Digo terus dia tujukan kpd Prilly yang tampak pucat, ingin rasanya dia memeluk prilly dan membasuh semua luka dalam hatinya. " om...bisa aku jelaskan semua nya, kejadian barusan tdk seperti yang om bayangkan aku......"
" stop Digo,...." tante Yulia menyambung perkataan suaminya " prilly sudah mnceritakn ttg rencana keberangkatan km ke Amerika, tante hargai keputusan km itu, tapi tolong km juga hargai kputusan prilly yg tak bisa lagi bersama km, dia punya cita2 ingin menikah muda sama halnya dengan km yg ingn meneruskan studi km, tolong harus bisa saling mnghargai".