Ambisi

3.2K 229 0
                                    

* 15 *
"hai prill" digo keluar dari mobilnya. " knpa km kesini sih,? Aku kan sudah bilang bsok saja bicaranya" suara prilly pelan sekali, dan sikap nya pun aneh sesekali menoleh ke arah rumahnya tepatnya ke ruang tamu. " kamu knpa sih? Tanya digo dengan meneladahkan leher prilly supaya menatap wajah dirinya.
" a.....ku....aku..." prilly tak dapat menyembunyikan rasa gugupnya. " hei....." Digo menangkup kedua pipi prilly, " knpa kamu gugup sekali? Dan ada apa dengan rumah km?,knp km terus menoleh ke arah sana? Tamu papah kamu sudah pulang?"
Rentetan pertanyaan Digo tak satupun yang prilly jawab, dia mengalihkan topik pembicaraan " gpp, sudahlah lupakan saja, biar enak kita ngbrol diteras depan saja, di dalam masih ada tamu nya papah".prilly menggandeng Digo dan mereka duduk diteras.
" kamu udah makan?" Tanya digo dengan mengelus-ngelus pipi prilly. " udah" jawaban singkat dr prilly memancing digo untuk meminta dia bersikap manja kpdny, karena pasalnya digo sangat menyukai jika prilly sedang manja kpd nya.
" kamu tau gak prill, aku sayang banget sama kamu"
" kemana ajaaa loe Digo udah hampir 3 tahun pacaran, baru kali ini bilang sayang sama aku". Nada bicara prilly sedikit menyindir. Kemudian Digo memeluk prilly dengan erat, adegan kemesraan Digo dan prilly diketahui oleh Rendy yang sedari tadi berada dibalik jendela, mndengarkan smw obrolan digo dan prilly. " jika suatu saat waktu mengharuskan aku pergi untk sementara, maka takdir akan membawa aku kmbali ke pelukan km" suara Digo mulai terdengar sayu. Prilly merenggangkan pelukan digo, dia menatap mata Digo yang menahan airmata dipelupuk mata bawahnya, prilly berpikir ada yang mengganggu pikiran digo, " kamu kenapa Digo? Dari cara gaya bicara nya seperti nya km menyimpan rahasia dariku? Knpa?" Penasaran.
" aku....harus pergi prill".......

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang