AMBISI

* 17 *
" oh...Tuhan apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku malah membuat prilly terisak, aku sangat mencintai dia, tapi knpa aku sendiri yang mnjdi penyebab jatuhnya airmata dia" gerutuk kesal batin Digo. Prilly tak bisa menopang tubuhnya yang sangat lemas hingga dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai, dia kini seperti rumah roboh yang tanpa kaki, sangat rapuh seperti pohon yang sudah lama tumbang. " ohh Tuhan prilly, sungguh aku tak kuat jika km seperti ini". Suara hati digo meradang. Prilly menundukan kepalanya kepada kdua kaki nya yang dia tekuk, dengan posisi dudu dilantai, sungguh hati Digo merasa teriris melihat ketidakberdayaan kekasihnya itu.
************
" prilly" di sela jendela tante Yulia ingin rasanya memeluk putrinya yang terisak. Sementara Rendy memasang wajah prihatin kpd prilly, tanpa dia bertanya kpd kdua orangtua prilly siapa Digo? Dia sudah tau, dari percakapan antara prilly dan Digo, tapi meskipun dia sudah tau bahwa prilly sudah punya kekasih, dia tetap akan memperjuangkan cintanya kpd prilly. " prill...aku mhon jangan buat aku sakit" digo berusaha membantu prilly untuk berdiri, tapi prilly tidak mau. " kamu bilang, kamu sakit? Lalu kamu bayangkan, lebih sakit mana aku atau kamu heuhh.....?" Prilly tak bisa menahan emosi nya. " aku perempuan miskin digo, aku memang pantas dicampakkan, dan tempat aku pantasnya ditempat sampah, bukan malah menjadi pengemis berharap km akan menikahi aku setelah kita keluar dr SMA, aku memang terlalu ber angan-angan, hubungan kita itu jika diumpakan seperti seorang Raja yang mencintai sahayanya, kamu raja nya dan aku sahaya yang hanya berstatus sosial dari kluarga tak mampu"
" cukup prilly" digo ikut menjatuhkan tubuhnya hingga posisi mereka berdua kini tersungkur dilantai. Digo menutup mulut prilly. Dia menempelkan jidatnya ke jidat prilly. " please jangan katakan apapun lagi, please stop rintihan tangisan km, stop jangan terus menerus menghakimi aku, aku tidak kuat sayang....jika harus melihat km seperti ini".