Ambisi

3K 209 0
                                    

* 24 *
" Digo, peluklah aku lebih lama biarkan aku merasa tenang seperti hembusan angin yang menyapa lembut rerumputan, aku bnr2 merasa rapuh" prilly kmbali menangis. Digo mendekap prilly dengan sangat lembut dia tutup kdua matanya menghayati ketenangan yg ada dalam tubuh prilly"
Tanpa mereka sadari, disebrang sana ada hati yang terluka, hati siapa? Hati Rendy, namun cinta tau kmna harus bersinggah. " aku mnta maaf Digo, kata yg tadi aku keluarkan bukan berasal dari lubuk hatiku, aku hnya bingung dan kalut, karena aku tau batas kesetiaan aku tdk bs diukur dengan komunikasi belaka, aku tdk menajalani hubungan LDR itu". Suara prilly sangat lirih " lalu apa yg akan km lakukan? Jika aku bnr2 pergi? Km akan bersama laki2 itu?" Digo menunjuk ke arah rumah prilly dengan maksud ke Rendy. " Digo....km ngmong apa sih? Knpa km sangkut pautkan dia, "
" oh.........." Digo bertepuk tangan " kamu membela nya prill? Sebenarnya dia siapa heuhhhh?" Suara digo sedikit meninggi " Digo stop....jika kamu masih bawa2 Rendy ke dalam masalah kita, aku akan masuk ke dalam". Digo pun terdiam. " sekarang aku mnta km pulang, kita bicarakan masalah ini bsok disekolah"
" gak bisaaaaa" digo meraih tangan prilly, dia simpan tangan prilly di bidang dadanya " buat aku arti kamu dalam hidup aku seperti embun, cepat menghilang tapi amat terasa, maka tetaplah berdiri kokoh, tetap bersama ku, meski nnti jarak dan wktu akan memisahkan kita smntra, aku tidak mau putus" digo kembali memeluk prilly, sampai pada puncak tangisan prilly semakin keras, " menangislah sampai hati km merasa lega, jangan biarkan tetesan airmata mu membasahi baju laki2 lain selain baju aku, aku teramat mencintai km prill".

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang