Ambisi

2.4K 168 1
                                    

* 32 *
" prill, kamu baik2 sajakan?" Digo memberanikan diri untuk masuk ke dalam toilet khusus perempuan untungnya sedang sepi hanya ada dia dan prilly yg masih terdiam tak menyaut pertanyaan Digo. " prill.....aku mhon, buka pintu nya jangan bikin aku panik". Kecemasan Digo menjalar ke otaknya sampai2 dia menobrak pintu toilet. Apa yg dia lihat tak sebanding dengan rasa khawatirnya, seketika dia mnghela nafas dengan mengusap wajahnya dengan lembut, dia menggigit ujung bibirnya dengan tersenyum penuh dengan kekalahan....
" hehehehe....." seperti biasa Digo memang sering terperangkap dalam jebakan keusilan prilly. Dia melihat raut wajah prilly penuh dengan kemenangan. Segera mngkin prilly menjongkokan badannya karena takut di pental Digo, prilly semakin tdk bs menahan tawanya " hahahahahahaha" prilly pun lepas landas dari penahanan rasa ingn tertawanya. Ali semakin gemas melihat prilly yang sangat puas karena telah berhasil menjaili Digo dengan berpura-pura merintih kesakitan, bodohnya Digo mendengar rintihan itu, dengan segera dia mencari tau asal muasal suara itu. Lalu Prilly keluar dari toilet dengan bibir yang merebah terbuka penuh dengan kepuasan. Akhirnya Digo tersenyum kesal mulai menggelitiki bagian2 tubuh prilly yang memang rentan akan gelitikan Digo. Tawa prilly semakin mengeras membuat mata disekita mereka teralihkan dengan melihat suasana Digo dan prilly sangat bahagia, membuat iri dan ingin merasakannyan. Prilly mulai meringis " ah...Digo....hahahahahaha, geliiiiiiii" prilly mencoba menghindar namun sepertinya Digo belum merasa puas. Hingga pada akhirnya sudut kdua mata prilly berair karena terlalu lama tertawa. Sampai pada puncaknya Digo melepas kdua tangannya dari bagian2 tubuh prilly, dan menarik lembut tubuh prilly hingga dia bawa kedalam dekapannya.

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang