Ambisi

2.6K 155 0
                                    

** Kondisi ayah Digo mulai membaik, dia melihat layar hp nya tak ada satu pun pesan ataupun panggilan tak terjawab dari prilly, dia mulai mengkhawatirkan keadaan wanita yang sangat dia cintai, lalu dia mencoba menghubungi prilly. " hallo.." prilly tak menjawab seruan Digo. " hei....knpa? Kok gak jawab?" Prilly masih tidak menjawab pertanyaan Digo, tahu kah digo sekarang, apa yang prilly rasakan, dia membungkam menahan airmata yang tak ingin dia teteskan. " ya ampun, aku tahu kamu marah? Maaf aku baru bisa memberi kamu kabar, ayah aku sakit". Prilly tak menghiraukan Digo dia masih terdiam. " prill.....kamu masih dengar aku kan?" Tidak menjawab. " kamu sama sekali tidak menghiraukan tentang keadaan Ayahku? Calon mertua mu? Kenapa kamu tidak terkejut dengan masuknya ayah aku ke rumah sakit?" Tut....tut.....tut... sambungan terputus, prilly yang memutusnya. " hallo....pril...hallo" Digo panik karena dia tidak mengerti kenapa prilly mendiamkan dia tanpa sebuah alasan. Dia mencoba menghubungi prilly lagi namun hp nya tidak aktif. " sialll mati lagi" digo kesal kpd hp nya yang lowbat. " ada apa sama kamu prill? Tadi disekolah kamu baik-baik saja, tapi kenapa sekarang kamu bersikap dingin yang justru menimbulkan rasa khawatir". Digo merenung, dia flasback siapa tahu ada ucapan atau perbuatannya yang tanpa dia sadari telah menyakiti hati prilly. Tapi dia pikir tidak ada. " aku harus temui kamu prill" Digo beranjak dari tempat duduknya " Digo..mau kemana kamu?" Tanya ibunya yang sedang menyuapi suaminya " Digo harus pergi bu, sebentar". " eitss digo ini sudah malam...memangnya kamu mau kemana?" " sebentar saja bu... titip Ayah ya, kalau ada apa-apa segera hubungi Digo" dengan tergesa-gesa dia pergi. " ya ampun tuh anak pasti mau nemui prilly" " biarkan saja bu, Ayah yakin dia pulang pasti akan memberi kita kabar gembira". ||comment ya say......

AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang