Part 2

585 20 0
                                    

"Non Asha, bangun non.." Suara bibi mengganggu mimpiku. Aku hanya menggeliat.

"Ada non Mia didepan, non." Masih menggoyang-goyangkan badanku. Justru aku semakin bergelung dalam selimut.

"Biar aku aja bi yang bangunin." Kak nico masuk, dan menyuruh bibi menyiapkan sarapan.

"Kebakaraaaannnn!!!" Teriaknya kencang ditelingaku.

"Hah dimana? Dimana?" Aku terperanjat kaget. Kak nico tertawa keras melihat reaksiku.

"Hahaha! Bangun dek, dasar putri tidur!" Ditariknya selimutku, dan menarikku untuk bangun.

"Kak nico nggak lucu!!" Tatapan tajam tertuju padanya. Yang dibalas dengan cengiran tanpa dosa.

"Hehe sorry adekku sayang, kamu udah ditunggu Mia didepan tuh! Buruan mandi!" Ditariknya tanganku sekali lagi.

Sarapan pagi ini hanya aku, kak nico, dan mia. Mama seperti biasa pagi-pagi harus mengurus butiknya. Dan papa masih diluar negeri untuk urusan bisnis.

"Ya ampun jam segini baru bangun,dasar kebo!" Ucap Mia, saat aku menuruni tangga. Sudah ada kak nico dimeja makan.

"Lo yang kepagian Mi"! Aku menyendokkan nasi goreng kedalam piring.

Dikampus aku merasa sedikit pusing dan mual. Kulipat kedua tangan diatas meja dan kuletakkan kepala diatasnya.

"Sha lo kenapa? Sakit?" Mia mengguncang tubuhku. Dia begitu khawatir melihatku. Aku mendongak menatap Mia.

"Nggak papa Mi, gue agak pusing aja. Bentaran juga sembuh" Balasku menenangkan. Aku yakin dia akan heboh kalau tahu aku sakit.

"Gue telpon kak Nico ya? Biar dia jemput lo." Benarkan. Mia terlalu khawatir terhadapku.

"Mi, please deh! Gue nggak papa, kurang tidur mungkin" kubenarkan dudukku, agar mia percaya.

Sekarang aku diperpus sama Mia. Bener saja rasa pusing itu sudah hilang. Aku berjalan perlahan menyusuri tiap buku yang berjajar rapi dirak.

Aku berusaha menggapai buku dirak paling atas. Tetapi karna badanku yang mungil, aku tidak bisa mencapainya. Aku berjinjit, bahkan melompat. Tapi sia-sia.

Tiba-tiba ada tangan kekar yang mengambil buku itu dengan mudahnya. Kemudian memberiknnya padaku. Aku menoleh untuk melihat siapa dia.

"Lo?!"

Aku yakin itu benar-benar dia!

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang