JESSICA'S POV
Aku sangat sebal dengan Calum. Bagaimana bisa ia menyalahkanku karena hujan yang turun? Saat sampai hotel pun ia tetap mengomel tidak jelas. Ya, walaupun Calum mau berbaik hati menyerahkan jaketnya agar aku tidak kebasahan namun ia tetap saja menyebalkan. Astaga, sudah berapa puluh kali aku mengatakan Calum menyebalkan dari pertama aku bertemunya.
Aku sedang membuat coklat panas untukku dan Calum. Kulihat ia masih kedinginan dan terus berselimpuh didalam selimutnya. Saat aku mendekati Calum yang tiduran disofa, aku malah mendapati dirinya sudah tertidur didepan tv yang menyala. Aku meletakan gelas coklat panasa itu diatas meja samping Calum berada. Sejenak aku melihat wajahnya.
Wajahnya terlihat damai dan tentram namun kenapa jika ia sudah membuka mata dan bangun, semuanya kembali menjadi suram? Wajah polos dan imutnya itu nampak berubah menjadi wajah yang memuakan bagiku.
"Cal, bangun."ucap ku. namun Calum tak merespon sama sekali. Justru lelaki itu berpaling dan menjatuhkan kepalanya ke pundakku dan satu tangannya jatuh tepat didepan bagian tubuhku. Aku melotot.
.
"AAA!!"
Sontak membuat Calum membuka matanya ketika suara melengking tu terasa berdengung digendang telinganya. Matanya merah dan ia merasa sangat mengantuk."Kenapa kau berteriak?"tanya Calum serak dan sadar bahwa pelaku teriakan tersebut ialah Jessica.
"Karena kau!"maki Jessica masih terlihat menatap Calum horor.
Calum mengernyitkan keningnya aneh."Ada apa denganku?"ucapnya heran. Jessica memutar bola matanya sinis.
"Tanganmu itu, Cal. Jatuh di depan tubuhku karena terkejut aku reflek teriak!"
Seketika Calum memasang wajah datar andalannya, sedatar mungkin setelah mendengar pengakuan Jessica yang terdengar konyol baginya. Masa dia harus berteriak seperti itu? Bukannya wajar saja, lagipula aku kan suaminya. Pikir Calum?
"Eh, tidak apa. Aku bahkan belum melihatnya."balas Calum santai.
Kenapa Calum jadi cabul akhir-akhir ini?
"Melihat apa?!"tanya Jessica galak.
"Melihat aset mu."
What the heck did he says?!
Jessica mengambil majalah yang ada didekatnya dan menggulungnya kemudian memukulkannya ke lengan Calum dengan keras."Pervert!"pekik Jessica setengah mati malu.
Calum meringis kesakitan sambil mengusap lengan malangnya, ia menatap Jessica tajam."Kau barusan..."
"Iya! Kenapa?! Protes?!"
"Kau tau tidak peraturan istri itu gimana? Kau sering—""Hatchi!"
Mata Calum membelalak, menatap Jessica tak percaya karena ia baru saja memotong perkataannya dengan mengeluarkan paus kehidupan dari kedua lubang hidung menjijikan itu. Calum menjadi geram seketika."Aish! jangan memotong perkataanku!"ujarnya dengan kesal.
Jessica melongo. Calum barusan memarahinya karena ia tak sengaja bersin dan memotong perkataannya? Astaga, ia saja tidak tau kalau dia akan bersin. Majalah kembali digulungkan, dan Jessica kali ini memukulkannya ke pundak Calum.
"Aww, sakit tau!"sewot Calum.
"Biarin. Makanya jangan suka cabul!"balas Jessica sambil menjulurkan lidahnya. Calum merengut dahi sebal, kemudian menyeringai."Dasar datar."ledeknya.
"Maksudmu aku perempuan jadi-jadian, hah? Kau mau aku membunuhmu, ya?!"mata Jessica melotot besar sehingga terlihat seperti akan meloncat keluar dari kantong matanya.
"Tidak kok, tuh tadi ada. Ya..walaupun nggak besar-besar amat."
"APA!?"
"Oke. Aku bercanda, jangan memukulku lagi."ucap Calum hampir menyerah, ia menyengir lebar ketika Jessica sudah mengangkat remote tv hendak melemparnya kewajah Calum.
"Kau berkata macam-macam lagi, aku akan menendang milikmu!"ancam Jessica dengan wajah merah padam.
Calum memandang Jessica ngeri."Iya deh, iya. Galak amat, bercanda doang."kata Calum manyun. Jessica memutar bola matanya dan ikut mendudukkan pantatnya disofa samping Calum.
"Kau turun kuliah kapan, Jess?"tanya Calum, Jessica mendelik."lusa. Kenapa?"ujarnya.
"Aku hanya bertanya."
"Oh."
"Oh."
"Diam kau!"
"Oh.."
"Cal!!"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Calum Hood [COMPLETED]
FanfictionSeorang gadis yang tak menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis saat ia menikahi seorang lelaki tampan yang sangat terkenal, Calum Hood. Apakah Semuanya akan berjalan dengan baik? Apa dengan seiring detik waktu yang mengiringi akankah semuanya...