Night Changes 2

8.1K 372 3
                                    

Hampir setengah jam setelah insiden dipesta tadi, Calum baikpun Jessica tak saling bicara. Eh, maksudnya, keadaan mereka makin canggung saja. Saat sampai Jessica langsung menyelonong masuk kekamar mandi. Ia merasa gila, iya dia merasakan gila. Apa ini wajar atau apa?

Dan Calum pun sedari tadi juga merasa gelisah, ia merasa belum menyelesaikan tugasnya. Sungguh tak ada rasa penyesalannya setelah mencium Jessica tadi, dan ia sekarang berniat ingin melanjutkannya. Ya, Calum ingin Jessica. Menginginkan Jessica seutuhnya, menjadi miliknya. Terdengar egois, namun sisi gelap Calum sudah mengambil kewarasannya. Ia merasa hampir gila tadinya, Calum sengaja melepaskannya, bisa saja kan dia kelepasan dan tak tau tempat lagi dimana ia bisa saja melakukan sesuatu itu pada Jessica. Calum tidak sebrengsek itu.

Ia sekarang menunggu Jessica. Perasaannya tak karuan, merasa seperti sedang duduk diruang tunggu menunggu Jessica melahirkan saja. Tanpa pikir panjang, Calum membuka pintu kamarnya. Disaat itu pula, ia merasa kegilaannya makin memuncak saja. Calum melihat Jessica disana, didekat cermin rias yang baru saja memasang bra'nya, handuk terjatuh begitu saja kelantai. Jessica menggapai gapai kaosnya, sambil menarik handuk itu untuk dililitkan kekapalanya. Ketahuilah, Jessica hanya menggunakan hotpants dengan bra berwarna hitam sebagai atasannya.

Calum menelan ludahnya keras. Keinginannya memiliki Jessica makin tak terelakan lagi."Eh?"Jessica mengerutkan keningnya saat tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu yang terasa seperti kulit, ia berbalik, menemukan Calum tengah menyodorkan kaosnya padanya dengan wajah yang santai dan datar.

Jessica dengan ragu mengambil kaos, dan ia mulai sadar akan sesuatu. Ia menarik nafasnya dalam dan berteriak sekuatnya."AAAAAAA CALLUUUMMM!!!! AAAAA!!! TUTUP MATAMU! GOD DAMN IT! SIALAN APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! AKU TENGAH GANTI BAJU!!! AAAA GO TO HELL YOU FUCKIN SHIT PERVERT BOY!""teriak Jessica dengan segala sumpah serapah yang pernah ia dengar dari televisi maupun Jane. Ini pertama kalinya ia mengumpat sepanjang dan sekasar itu. Memang, itu belum seberapa.

"Ssshh..shut it."tegur Calum, suaranya kalem namun terdengar berat macam tercekat. Jessica menutup depan tubuhnya dengan kaos tadi sambil menatap Calum horor, walaupun wajah lelaki itu datar dan santai, namun Jessica merasa ada sesuatu yang aneh dari raut itu.

"What are you doing?!"tanya Jessica.

"Why? this is our room. Im you're husband, not stranger remember?"ujarnya. Calum tersenyum, ia perlahan maju mendekati Jessica.

Seakan ada alarm merah yang menyala, Jessica ikut mundur menghindar dari Calum. Seringai Calum melebar, ia semakin mendekat. Dan membuat Jessica ketakutan.

Bukh

"C-calum..you..please, Im scared now!"

Setitik air mata jatuh dipipi Jessica, membentuk aliran sungai kecil yang nampak buruk dilihat. Maksudnya-orang seperti Jessica tidak baik jika menangis.Punggung Jessica menabrak lemari pakaian, ia mengaduh, raut wajah Calum pun ikut meringis. Ia kini menatap Jessica dan perlahan memajukan wajahnya.

Akhirnya bibir mereka kembali bertemu lagi. Calum mencium bibir Jessica dengan pelan dan lembut, membuat Jessica terbuai dan membalas ciumannya. Namun semakin lama, ciuman mereka makin panas. Calum memiringkan wajahnya, sambil mendekap tubuh Jessica lebih erat, begitupun sebaliknya. Mereka sangat menempel. Ciuman terburu buru dan saling menuntut, decakan kedua lidah pun tak tersaingi. Jessica bisa merasakan tangan Calum mulai mengusap punggungnya yang terbuka dan terasa seperti ingin membuka pengait bra.

Setan apa yang merasuki Jessica ,namun ia tak perduli sama sekali. Ia merasa ingin lebih dari ini, Calum mengaitkan tangannya dipinggang Jessica dan menggendongnya, kemudian melemparnya kekasur tanpa melepas ciuman mereka.

Jessica meremas rambut Calum saat lelaki itu mulai menciumi lehernya, lalu semakin turun kearah dadanya. Oh demi dewa hades! Jessica akan mengutuk perbuatannya malam ini!

"Engghh..."

Calum tersenyum saat mendengar Jessica yang mengeluarkan desahannya. Ia baru saja mengisap lehernya, membuat tanda merah keunguan yang akan membekas disitu.

Beberapa saat Calum tersadar dengan apa yang ia lakukan. Ia berhenti, dan menatap Jessica merasa bersalah sementara gadis itu menatapnya heran. Jessica mengubah posisinya, menjadi duduk. Sambil menutup bagian depan tubuhnya dengan bra yang sudah terlepas oleh Calum barusan-tapi nggak sempat kelihatan.

Ia berdiri, melangkah kearah Calum. Calum merasa takut tiba tiba. Ia tak ingin disebut mencari kesempatan dalam kesempitan, ia tak ingin dibilang lelaki bejat yang hanya memikirkan nafsunya sendiri.

"Jess, stop!"peringat Calum. Ia takut tak bisa menahannya lagi. Namun Jessica tak mendengarkannya, Ia terus melangkah menatap Calum dengan datar dengan kaosnya yang ia tempelkan didepan tubuhnya.

Calum menutup matanya. Pasrah akan dirinya, jika dirinya akan berbuat sesuatu yang bahkan tak ia ingin lakukan sendiri. Awalnya Calum mengira Jessica akan menciumnya, tetapi gadis itu hanya mencium pipi kirinya lembut. Tinggi Calum membuat Jessica harus berjinjit dan menopang dirinya sambil memegang pundaknya.

Calum menatap Jessica penuh bingung selagi gadis itu hanya tersenyum lemah padanya. Matanya terlihat memerah dan berarir lagi, air mata tadi pun masih membekas, saat Jessica melintas disampingnya, Calum dapat mendengar suara Jessica yang serak dan bergetar.

"Selamat malam, Cal."



.


Kepanjangan gengs-_-

Marriage With Calum Hood [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang