Dheris Wiradinata

239 17 2
                                    

"Ra, jutek amat sih" kataku seraya mensejajarkan langkah ku dengan Dhera.

Hening. Dhera tak menjawab ucapanku, dia terus berjalan tanpa mempedulikan aku.

"Dhera sayang, aku ngo..."

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Dhera tiba-tiba saja berhenti dan berbalik menghadapku. Dengan refleks pula aku berhenti mendadak dan hampir saja menabrak dia yang sekarang ada di depanku.

Dhera memejamkan matanya, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya kasar.

"Pertama, jangan panggil aku sayang. Kedua, bisa gak sih kamu sehari aja gak gangguin aku?" katanya jengkel.

"Pertama, terserah aku mau panggil kamu apa aja kan mulut juga mulut aku. Kedua, engga bisa. Gangguin kamu udah jadi hobi buat aku" jawabku santai sambil tersenyum menggodanya.

"Terserah" katanya  sambil berlalu meninggalkanku.

Sialan malah ditinggal batinku.

Masa bodolah, lebih baik aku juga masuk ke kelasku sebelum telat dan kena marah Bu Arini.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang