Author's POV
"Hhh...hhh... istirahat sebentar woy, capek" keluh Rain sambil mengelap keringat di dahinya.
"Kamu gapapa?" Gio berhenti di sebelah Rain.
"Gapapa sih, ngos-ngosan aja"
"Yaudah istirahat di situ aja di deket sungai kecil itu" tunjuk Dhera ke sebuah jembatan kecil yang di bawahnya mengalir sebuah sungai.
"Yaudah yuk"
Windi dan Dheris sudah duduk di pinggir jembatan lebih dulu.
"Hhhhhhh" Dhera menghela napas panjang.
"Seger ya udaranya, suasanya juga tenang" ujarnya.
Mereka semua mengangguk sambil memandang ke sungai di bawah kaki mereka. Semuanya diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Windi's POV
Hening. Semuanya diam gak bersuara, sibuk sama pikiran masing-masing. Tapi kok gue ngerasa aneh ya, kaya ada orang yang ngawasin kita dari jauh.
"Nggg guys, kalian ngerasa aneh gak sih?" tiba-tiba Rain bersuara.
"Aneh kenapa?" jawab Gio.
"Ngerasa gak sih kaya ada yang ngawasin kita di sini dari tadi?" kata Rain lagi.
Ternyata gak cuma gue yang ngerasa diawasin tapi Rain juga, atau mungkin Dhera sama yang lain juga ngerasa.
"Perasaan lo doang kali" jawab Dheris seraya berdiri dari duduknya.
"Ayuk ah balik ke villa, laper gue" lanjutnya.
"Iya mungkin perasaan kamu aja" kata Gio sambil membantu Rain berdiri.
"Yaudah deh yuk" gue bangun tanpa berkomentar.
Pas kita semua mau jalan ke villa, lagi-lagi gue ngerasa ada yang ngeliatin gue di belakang sana. Ngawasin setiap gerak-gerik gue dan temen-temen gue.
Gue melambatkan jalan gue, membiarkan temen-temen jalan duluan di depan. Dan diam-diam gue nengok ke belakang, celingak-celinguk siapa tau emang bener ada yang ngawasin kita. Dan tanpa sengaja gue liat bayangan seseorang dibalik pohon besar gak jauh dari tempat gue sama temen-temen duduk tadi.
Ah gak gak, gak mungkin ada orang di situ. Ini cuma halusinasi gue doang. Gak ini gak mungkin gue berkata dalam hati sambil memejamkan mata kuat-kuat.
"Hoii lo mau kita tinggalin sendirian di sana?" ku dengar Dheris berteriak.
Aku tersadar dan langsung membuka mata. Kulirik tempat aku melihat bayangan tadi, dan ternyata sudah tidak ada. Ah ya, mungkin memang benar itu cuma halusinasiku saja.
Dhera's POV
"Kira-kira menu sarapan hari ini apa ya hmm?" Dheris bertanya dengan muka berandai-andai.
"Entah" jawabku acuh.
Kami berjalan pelan di jalan setapak menuju ke villa. Aku merasa ada yang kurang, sampai aku sadar ternyata Windi tidak bersama kami.
"Eh Windi mana?" tanyaku pada yang lain.
Yang lain celingak-celinguk mencari keberadaan Windi. Jangan sampe dia nyasar sendirian, kan gak lucu.
"Nah itu dia" Rain menunjuk ke arah Windi berada.
"Hoii lo mau kita tinggalin sendirian di sana?" Dheris meneriaki Windi yang berdiri membelakangi kami.
Kulihat Windi celingak-celinguk entah mencari apa, kemudian berbalik dan berlari menghampiri kami.
"Lo ngapain disana?" tanya Gio.
"Hah? Nggg gak ngapa-ngapain" jawab Windi gelagapan.
"Yakin?" tanyaku menyelidik.
"Serius yakin, yaudah deh yuk balik ke villa. Laper nih" ujarnya.
Tanpa berkata lagi kami berjalan kembali ke villa. Tapi sungguh aku merasa ada yang Windi sembunyikan, masa bodo abaikan sajalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
Mystery / ThrillerHei, Kulihat dirimu sedang sibuk sekarang. Kau sibuk seperti orang jaman sekarang. Di depan layar monitor selama berjam - jam melakukan hal - hal yang tak aku pedulikan. Kau terlihat nyaman dengan berbaring di atas kasur empukmu itu. Tapi tunggu, ka...