delapan belas

43 3 4
                                    

"Sini pinjem"

Dengan seenak dengkulnya Gio narik gitar dari tangan gue. Dan dengan seenaknya juga badan gue ketarik gravitasi. Ngerti kan? Gue lagi nopang badan gue di gitar, terus gitarnya ditarik paksa dan voila!

"Sorry" ucap Gio dengan seenak dengkulnya-lagi.

Gue mendengus kesel, siku gue yang suci ini ciuman sama tanah tadi. Mana berasa banget lagi sakitnya, sial.

"Mau nyanyi lagu apa sih lo?" tanya gue sok.

"Dengerin" jawab Gio santai.

Gue memutar mata, sebal. Mau nyanyi apa sih nih orang. Paling bisanya lagu twinkle twinkle little star.

Gue dengan cepat nengok ke Gio. Lagu Leave Your Lovernya Sam Smith yang dia nyanyiin. Rain, Windi sama Dhera kaya ke hipnotis gitu denger Gio nyanyi lagu itu. WHAT? DHERA?

Sial...

Umpat gue dalam hati.

Rain's POV

Aku terpaku menatap Gio yang sedang bernyanyi. Tangannya dengan mudah memetik senar gitar dan menghasilkan bunyi yang sesuai dengan lagu yang sedang ia nyanyikan.

Leave Your Lover...

Mataku terus menatapnya, mungkin nyaris tidak berkedip kalau saja tidak ada nyamuk yang terbang di dekat mataku.

You'll never know the endless nights,
the rhyming of the rain,
Or how it feels to fall behind and watch you call his name

Gio terus memainkan lagunya. Aku memejamkan mataku, terhanyut akan suasana ini. Dalam hati aku ikut bernyanyi.

Pack up and leave everything,
Don't you see what I can bring
Can't keep this beating heart at bay
Set my midnight terror free,
I will give you all of me
Leave your lover, leave him for me...

Aku membuka mataku, memperhatikan Gio lagi. Ku pikir dia juga sedang mempehatikanku, tapi sepertinya aku salah. Pandangannya tidak tepat ke arahku, tapi ke sebelah kiriku dan dia agak sedikit mendongak.

Dhera...

Ah pasti aku salah, mungkin tadi dia memang memperhatikanku kemudian mengalihkan pandangannya ke yang lain juga. Ya pasti. Aku yakin itu.

Tapi entah mengapa keyakinanku menurun saat menyadari sesuatu. Lagu ini sepertinya bukan untukku. Ya kau paham kan? Maksudku leave your lover, leave him for me, lirik itu sama sekalo tidak pas denganku.

My lover kan cuma dia, Gio. Tidak ada yang lain, sungguh aku yakin. Tapi kalau memang dugaanku tepat, lagu ini memang untuk Dhera.

Ya. Yang di maksud your lover disini pastilah Dheris. Ya. Pasti. Eh kenapa aku berpikir seperti ini. Tidak mungkin kan Gio menyukai Dhera, apalagi dia tau kalau Dheris sudah menyukainya sejak lama.

Tidak mungkin. Ya, pasti hanya aku saja yang berpikiran negatif

Aku sibuk bergelut dengan pikiranku sendiri sampai tidak sadar kalau Gio sudah menyelesaikan nyanyiannya.

Andai saja tidak terdengar suara kaca yang pecah mungkin aku... eh tunggu dulu, apa tadi?

Lamunanku buyar seketika saat aku menyadari sesuatu. Dan sepertinya yang lain sudah menyadari hal itu lebih dulu ketimbang aku.

"Itu suara apa?" tanyaku ragu.

Tidak ada yang menjawab pertanyaanku yang sepertinya juga menjadi pertanyaan semua orang yang ada disini.

PRANG...

Lagi? Astaga ada apa ini sebenarnya. Ku rasakan dadaku berdegup kencang, aku sedikit merasa takut. Oke tidak sedikit, tapi benar-benar takut.

"Ayo kita cek" kata Dheris yang langsung berdiri.

"Kamu tunggu sini aja" katanya lagi sambil memegang bahu Dhera.

Ku lihat Dhera mengangguk, dan sempat menggumamkan kalimat  hati-hati ya pada Dheris. Dan saat itu pula aku sadar Gio mengulurkan tangannya padaku.

Terpaksa aku pun berdiri dan mengikuti yang lainnya masuk ke dalam. Ya yang lain kecuali Dhera.

Kami masuk ke dalam, dan melihat ke sekeliling. Saat sampai di ruanh depan kami semua terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mata kami ini. Dan kau tau apa yang kami dapatkan di dalam? Oh sungguh kalian pasti tak akan ingin tau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang