Valenska Raina

120 13 0
                                    

Cukup panggil aku Rain. Ya, rain tanpa embel embel lainnya. Dan ya, aku suka hujan. Mungkin itu alasan mengapa orang tuaku memberikanku nama ini. Sebenarnya tidak ada hubungannya, aku saja yang mengada-ada.

Kalian mungkin sudah tau kalau aku pacarnya Gio. Iya, Aufaro Giovan yang ganteng itu. Aku bangga jadi pacarnya, setidaknya itu membantuku dalam pergaulan di sekolah ini.

Aku bukan anak yang terlalu mudah bergaul, bisa dibilang aku pendiam. Tapi bukan berarti aku kuper dan culun. Tidak. Aku hanya irit bicara. Bicaraku kalau perlu saja, dan kalau sedang bersama sahabat-sahabatku.

Entah kenapa aku bisa bersahabat dengan mereka, karena jujur saja sifat mereka denganku berbeda.

Adhera Evangeline, dia cantik walaupun sedikit cuek, pintar, dan dia lumayan eksis di sekolah ini.

Windia Aletta, dia yang paling eksis di antara sahabatku yang lain. Orangnya ramah, supel, murah senyum, dan ditambah lagi dia itu cantik. Tidak lebih cantik ketimban Dhera memang, tapi setidaknya dia lebih cantik daripada aku.

Dheris Wiradinata, sama seperti Windi, Dheris itu supel, dan ramah ke semua orang. Dia itu salah satu anggota band sekolah, posisinya sebagai gitaris. Ya kalian pasti tau kan, kebanyakan cowo yang bisa main gitar itu romantis. Dheris pun juga begitu.

Aufaro Giovan, dia sahabat sekaligus pacarku. Sudah ku beritau bukan kalo dia itu ganteng? Selain ganteng, Gio juga jago main futsal. Dia sebenarnya gak kalah eksis dari Windi karena dia itu idolanya cewe-cewe di sekolahku. Walaupun gak semua sih, tapi ya tetep aja banyak yang naksir dia. Kadang aku sebagai cewenya merasa terintimidasi sama cewe-cewe yang ada di sekitar Gio. Tapi selalu dan selalu Gio bilang, kalo cuma aku yang dia sayang. Aw so sweet kan dia.

Aku sendiri, Valenska Raina. Sudah kubilang cukup panggil aku Rain. Apa lebihnya aku? Tidak ada. Eh ada sih sedikit, aku bisa melukis. Gak jago-jago banget sih tapi yaa bisa lah. Kata orang-orang juga wajahku ini kalem, adem gitu kalo diliat-liat.

Ah yaudah segitu aja perkenalannya, kalo kelamaan nanti aku malah curhat. Eh itu juga udah curhat ya? Ah masa bodo lah.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang