dua

86 11 1
                                    

Author's POV

"Boseeennnnnn" Dhera merengut.

Yang lain tampak menghela napas, merasakan hal yang sama. Kemudian tangan kiri Gio menekan tombol radio, memutarnya mencari saluran yang pas. Sampai akhirnya terdengarlah lagu We are Young dari Fun.

Tonight... We are young... So let's set the world on fire... We can burn brighter than the sun.

" Tonight...We are young... So let's set the world on fire... We can burn brighter than the sun"

Mereka berlima bernyanyi dengan suara kencang memenuhi mobil. Bertepuk tangan, menganggukkan kepala, menggerakkan badan mengikuti irama musik.

"Ohiya, Gi lo gak lupa bawa yayang gue kan?" tanya Dheris kemudian.

"Dhera?" Rain bertanya bingung.

Mendengar namanya disebut, Dhera menoleh.

"Apa-apaan ko gue"

"Bukaann, yayang yang lain hehe" jawab Dheris.

"Wah lo selingkuh yaa" tuduh Windi.

"Apaan selingkuh sih Win, gue aja gak pernah jadian sama dia" kata Dhera kesal.

"Gue bukan tukang selingkuh kali, yayang yang gue maksud itu gitar kesayangan gue yang Gio pinjem minggu lalu" Dheris menjelaskan.

"Gitar?" tanya Rain dengan muka bingung.

"Iya gitar, emang kenapa?"

Gio mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Iya gue pinjem gitar Dheris buat kirim vn nyanyi ke Rain" Gio menoleh ke arah Rain dengan senyum manisnya.

Pipi Rain memerah. Yang lain memandang dengan wajah meledek.

"Uhuk uhuk" Dhera berpura-pura batuk.

"Yeee batuk bu haji" celetuk Gio kembali fokus menyetir.

"Sialan lo"

Kemudian mereka semua tertawa. Lama-kelamaan suara dari radio hilang, karena saat ini mereka sudah mulai memasuki daerah puncak.

"Eh sebentar lagi kita sampe ya?" tanya Windi tak sabar.

"Iya, itu di depan tinggal belok ke kiri" jawab Rain.

Gio membelokkan mobilnya sesuai petunjuk Rain.

"Nah berhenti disini, itu dia villanya" kata Rain seraya tangannya menunjuk ke sebuah bangunan yang gerbangnya tertutup.

"Klakson aja Gi" lanjut Rain.

Beberapa kali Gio membunyikan klakson mobilnya. Gerbang pun terbuka, dan muncullah seorang laki-laki yang tidak terlalu tua. Mungkin usianya sekitar 30an yang sepertinya adalah penjaga villa tersebut.

Gio melajukan mobilnya memasuki gerbang. Terlihatlah bagian dalam gerbang itu. Taman yang luas di kanan-kiri dengan jalan setapak yang saat ini sedang dilalui mobil Gio. Kemudian ada sebuah sawung yang juga merupakan musholla. Tak jauh dari sana, sampailah mereka di halaman depan villa.

"Ayo turun" ajak Rain.

Rain turun dari mobil yang kemudian disusul dengan yang lain.

"Waaaaa adem banget"

"Sini peluk Dher" goda Dheris membuka lebar lebar tangannya seolah ingin memeluk Dhera.

"Ogah mending gue meluk angin" Dhera melingkarkan tangan di depan tubuhnya seperti sedang memeluk.

Yang lain hanya tertawa melihat tingkah mereka. Tak lama ada 2 orang menghampiri mereka, sepasang suami istri.

"Selamat datang kalian semua" sapa mereka bersamaan. Senyum mengembang di bibi mereka.

"Om, tante" Rain langsung memeluk mereka berdua kemudian mencium tangannya.

"Jadi ini teman-teman kamu yang akan menginap disini?" tanya sang wanita.

"Oh iya. Ini Gio, Dhera, Dheris, dan yang disana itu Windi" Tain memperkenalkan temannya satu-persatu.

Mereka semua tersenyum ke arah om dan tante Rain.

"Dan ini om Jeff dan tante Citra"

"Yaudah yuk silahkan masuk, tante dan om akan tunjukkan kamar kalian" ajak om Jeff.

Mereka semua kemudian mengambil barang-barang yang dibawa dan berjalan masuk mengikuti om Jeff dan tante Citra.

Setelah hampir 10 menit mereka semua berkeliling melihat-lihat villa ini, akhirnya mereka ditunjukkan kamar tidur mereka.

"Nah ini kamar untuk perempuan, dan kamar laki-laki ada di seberangnya" tunjuk tante Citra.

"Kalian masuk aja dulu, beres-beres dan istirahat, pasti capek kan di perjalan" ujan tante Citra perhatian.

"Yaudah tante, kita masuk dulu ya" Gio menjawab sopan.

"Ya silahkan, tante sama om tinggal ya"

Sepeninggal tante Citra dan om Jeff, mereka semua masuk ke kamar masing-masing.

Rain's POV

Kami semua masuk ke dalam kamar yang sudah ditunjukkan oleh tante Citra.

"Luas banget ya ruangannya, simpel tapi bagus" puji Dhera.

"Sebelum sama kita, lo sering ke sini juga Rain?"

"Iyaa lumayan, kalo ada acara keluarga kadang kita kumpul di sini" jawabku.

Ku lihat Windi dan Dhera mengangguk.

"Yaudah yuk, beres-beres terus tidur deh" kataku lagi.

"Gue gak mau tidur"

"Yaudah terserah abis ini mau ngapain, intinya beres-
beres dulu" kata Dhera tegas.

Gio's POV

"Tante sama omnya Rain baik banget ya Gi"

"Hmm" gue ngangguk-ngangguk.

"Udah ah cepet beres-beres, gue mau tidur. Ngantuk, capek nyetir" kata gue sambil membereskan isi tas gue.

Tanpa banyak komentar, Dheris pun mengikuti omongan gue.

● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ●

Haaiiii readers, ketemu sama aku lagi nih hehe
Maaf ya lama update, author sibuk jadi baby sitter HAHA

Semoga kalian suka part ini ya, jangan lupa vote dan commentnya. Karna vote dan comment kalian semangat buat aku ngelanjutin ceritanya

Sekian,

♡author cantique


UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang