Author's POV
Terangnya cahaya matahari pagi masuk melalui celah-celah gorden dan ventilasi. Terdengar suara pintu dibuka, namun tetap tidak menganggu ketenangan 5 orang yang sepertinya sedang tertidur lelap itu.
Rain's POV
Entah sudah jam berapa ini aku tidak peduli, mataku terlalu malas untuk membuka. Aku tetap memejamkan mataku sampai akh merasakan ada sebuah tangan menyentuh pundakku.
Dengan terpaksa aku membuka mataku, dan terlihatlah seorang wanita tua berada di hadapanku. Aku merenggangkan otot-ototku pelan, takut membangunkan GiO yang ada di sebelahku.
"Neng kok malah pada tidur disini?" tanya wanita tua itu bingung.
"Gakpapa kok bi, semalem abis nonton tv terus gak sengaja ketiduran" kilahku berbohong.
Tidak mungkin kan aku mengatakan yang sebenarnya pada Bi Njum? Dia pasti akan mengira kalau aku mengigau.
"Yaudah neng pada pindah gih ke kamar, bibi mau beres-beres soalnya" katanya.
"Aku gak tega banguninnya bi. Bi Njum beres-beres tempat lain dulu aja" kataku pada Bi Njum.
"Kalo gitu bibi beresin lantai atas dulu aja ya" katanya seraya pergi.
Seketika aku merasa ada yang aneh tapi apa itu aku juga gak tau. Aku berusaha memutar otak. Dan seperti menemukan jawaban, aku langsung berlari menyusul Bi Njum yang sudah berada di dekat tangga.
"Bi!!" teriakku memanggil.
Bi Njum berhenti dan menoleh ke arahku.
"Lantai atas aku aja nanti sama yang lain yang beresin. Bibi mending masak dulu aja, aku udah laper"
"Loh kok gitu neng?" tanyanya bingung.
"Lantai atas berantakkan banget bi, kasian kalo bibi yang beresin. Lagipula kan aku udah laper bi" jawabku berbohong lagi.
"Tapi kan itu udah tugas bibi neng"
"Duh bi aku laper beneran nih" jawabku memegangi perut.
Tanpa banyak protes lagi Bi Njum langsung pergi ke dapur. Aku menghela napas lega.
Hufftt hampir aja. Kalo sampe si bibi liat gak tau deh bakalan gimana pikirku.
Aku kembali ke ruang tengah dan dengan perlahan berusaha membangunkan yang lain.
"Gi, Win, Dher bangun" kataku sambil menepuk-nepuk lengan mereka.
Mereka bergeming, gak bangun sama sekali. Aku lakukan hal yang sama beberapa kali sampai akhirnya mereka bangun.
"Kenapa si Rain?" tanya Windi malas.
"Pengurus villa udah pada dateng" jawabku.
"Ya terus kenapa?" tanya Windi lagi.
"Kita harus beresin yang ada di atas" kataku sedikit berbisik.
"Emang apa yang harus diberesin sih?" tanya Dheris.
"Nggg..." aku bingung harus bilang gimana.
"Oh iya astaga! Ayok cepetan bersihin jangan sampe ketauan" Dheris menepuk jidatnya.
Sepertinya Windi dan Gio masih gak ngerti sama apa yang aku maksud. Aku berdiri dan dengan cekatan Dheris menarik paksa Windi dan Gio supaya bangun juga.
Tak lupa Dheris juga langsung menggendong Dhera. Dhera bergerak dalam gendongan Dheris.
"Sakit..." dia meringis, suaranya serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
Mystery / ThrillerHei, Kulihat dirimu sedang sibuk sekarang. Kau sibuk seperti orang jaman sekarang. Di depan layar monitor selama berjam - jam melakukan hal - hal yang tak aku pedulikan. Kau terlihat nyaman dengan berbaring di atas kasur empukmu itu. Tapi tunggu, ka...