The Story Begin

140 15 0
                                    

Author's POV

Suasana kantin hari ini cukup ramai, tidak seperti biasanya. Keramaian ini timbul bukan karena siswa-siswa saling berebut mengantri untuk membeli makanan atau celotehan panjang tentang pelajaran, pr, guru, dan sebagainya. Melainkan karena ujian akhir sudah selesai dan semua siswa sibuk membicarakan rencana liburan mereka. Tidak terkecuali Raina, Gio, Dhera, Windi, dan Dheris.

Pada musim liburan kali ini, mereka berencana untuk liburan bersama.

"Gimana kalo kita ke Bali aja? Kan lumayan cuci mata liat bule bule ganteng" usul Windi dengan mata berbinar.

"Gak ah, bule mulu otak lo. Kaya gak ada yang lain aja, dasar jomblo" jawab Dheris mencibir.

"Eh ngaca lo juga jomblo ya sialan" kata Windi kesal sembari melempar sedotan bekasnya minum jus ke arah Dheris.

"Sorry sorry aja nih ya gue udah gak jomblo, kan gue udah punya Dhera sayang" Dheris tersenyum, melirik ke arah Dhera.

Yang diomongin langsung menatap ke arah Dheris tajam tanpa berkomentar karena dirinya sibuk makan batagor. Dheris yang ditatap seperti itu langsung senyum senyum najis tak bersalah.

"Gausah senyum senyum gitu, geli gue liatnya" Gio bergidik.

"Gaada yang suruh lo liatin gue senyum cih" jawab Dheris cuek

"Kampret lo" kata Gio sebal.

"Udah ih ko malah gak jelas gini sih" Windi mencoba serius.

"Jadi kita mau kemana? Usul deh cepet. Lo maunya kemana Dher?" Windi bertanya pada Dheris.

Dheris memasang wajah berpikir, kemudian seperti menemukan ide.

"Gue sih gak macem-macem, cukup tempat dimana gue sama yayang Dhera bisa mesra-mesraan" lagi-lagi Dheris tersenyum sembari melirik Dhera.

"Najis" umpat Dhera pelan.

"Eh serius setan" kata Windi mulai sebal.

"Oke oke serius, gimana kalo kita ke puncak aja. Mainstream sih, tapi tetep aja asik dan gak ngabisin banyak budget" usul Dheris serius.

"Yang lain gimana?" tanya Windi lagi.

"Gue mah kemana aja terserah" jawab Dhera cuek.

"Ih si Dhera. Kalian gimana? Rain dan Gio?"

Mereka berdua saling pandang, seolah-olah sedang berunding namun hanya mereka saja yang mengerti.

"Boleh deh puncak" akhirnya Gio bersuara.

"Gue bosen sama suasana perkotaan yang panas, butuh yang adem adem" tambahnya lagi.

Kemudian semua mata tertuju pada Rain, meminta pendapatnya.

"Aku sama kayak Dhera aja, terserah kalian"

"Haduuu kenapa pada terserah sih. Gue maunya ke Bali bukan ke puncak" katanya merengut.

"Lo kalah Win, 2 lawan 1, sisanya golput. Jadi liburan ini kita ke Puncak" kata Dhera mengakhiri perdebatan ini.

Windi yang mendengar itu makin cemberut, keinginannya untuk pergi ke Bali gagal kali ini.

"Oke kita pergi sehari setelah pembagian rapor, gimana?" usul Gio.

Semuanya mengangguk tanda setuju dengan usul Gio.

"Oh iya.." tiba-tiba Rain bersuara.

"Tanteku punya villa di puncak, kalo kalian mau kita bisa nginep disana" lanjutnya.

"Boleh boleh, gratis kan?" jawab Dheris semangat.

"Hahaa iyaa gratis ko" Rain tersenyum.

"Jadi gimana?"

"Yaudah boleh juga tuh" jawab Dhera, yang lain hanya diam setuju.

Kemudian mereka semua larut dengan kesibukan masing-masing. Sampai akhirnya bel sekolah menyadarkan mereka, dan mereka pun beranjak pergi menuju kelas masing-masing.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang