Author's POV
"Apa lagi?" Windi bertanya pada Dheris.
Mereka semua berkumpul di ruang tengah untuk
mempersiapkan ritual memanggil midnight man."Apa aja yang udah ada?" Dheris bertanya balik.
"Lilin, korek, jarum, garem, terus?" jawab Gio sambil mengecek satu persatu barang yang di perlukan.
Dheris terlihat sedang berpikir, mengingat-ingat semua yang pernah dibacanya tentang permainan itu.
"Ah iya, kertas sama pensil atau pulpen atau apalah yang bisa buat nulis" kata Dheris kemudian.
"Buat apaan?" tanya Windi.
"Buat nulis nama kita"
"Heh? Kita mau kenalan sama hantu?" Windi memasang muka bingung.
"Ih banyak nanya lo" Dheris kesal.
Windi mendengus. Tak lama Rain pergi meninggalkan Dheris, Windi dan Gio.
"Loh Rain mau kemana?" Gio bingung.
Rain kembali dengan kertas dan spidol di tangannya.
"Nih" katanya menyodorkan kertas dan spidol ke Dheris.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.50. 10 menit lagi mereka harus memulai ritualnya.
"Cepet tulis nama kalian di kertas. Yang lengkap ya, jangan di singkat-singkat" perintah Dheris setelah menulis namanya sendiri di kertas.
Rain, Windi dan Gio bergantian menulis nama mereka di kertas. Setelah selesai, Dheris menusukkan jarum ke ibu jarinya, kemudian mencap kertas yang berisi nama tadi dengan darahnya.
"Sekarang giliran kalian" perintah Dheris lagi.
"Eh lo gila ya?" protes Windi.
"Lo mau main apa engga? Cepet keburu jam 12"
Akhirnya mereka pun melakukan hal yang sama dengan Dheris, memberi tanda dengan darah masing-masing di kertas.
"Ayok matiin semua lampu" Dheris berdiri.
"Tapi Dhera gimana?" Rain bertanya pelan.
"Dia lagi ngapain di kamar?" Gio bertanya pada Rain dan Windi.
"Sebelum kita keluar tadi dia udah tidur" Windi menjawab pertanyaan Gio.
"Nah gapapa kalo gitu, dia gak akan sadar kalo lampunya kita matiin" Dheris menyaut.
"Tapi kalo nanti Dhera kenapa-kenapa gimana?" Rain bertanya ragu.
"Kan yang main cuma kita, nama sama darahnya juga cuma punya kita kok" Windi menjawab.
"Yaudah"
Mereka semua pergi mematikan semua lampu yang ada di villa tersebut, tanpa terkecuali.
"Shit gelap banget. Sekarang apa lagi?" tanya Windi.
"Ayok keluar" ajak Dheris.
Mereka semua berjalan berpegangan sambil meraba-raba di dalam gelap. Sunggu villa ini gelap sekali, penerangan hanya dari cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah ventilasi.
"Jam berapa sekarang?"
"23.58" jawab Gio setelah melihat jam tangannya.
"Ayok cepet tutup pintunya terus nyalain lilinnya" perintah Dheris.
Gio menurut dan menutup pintu. Dheris berjongkok, meletakkan kertas yang berisi nama dan darah tadi di depan pintu lalu menaruh lilin di atas kertas tersebut.
"Jam 12 pas" kata Gio memberitau.
Dheris mulai mengetuk pintu di hadapannya, sambil menghitung pelan.
Tok...tok...tok...
Satu...dua...tiga...Sampai pada ketukkan ke 22, dia melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. Masih jam 24.00 walaupun entah sudah di detik ke berapa. Rain, Gio dan Windi memperhatikan dengan seksama yang dilakukan Dheris.
"Cepet ambil lilinnya terus kita masuk" kata Dheris.
Tangan kanannya sudah memegang gagang pintu. Dengan segera Windi mengambil lilin tersebut. Dheris membuka pintu, kemudian mereka semua masuk ke dalam villa.
"Win, lo mau jalan di depan atau gimana? Lilinnya kan lo yang pegang"
"Heh? Kok gue? Lo aja" kata Windi panik lalu memberikkan lilinnya ke Dheris.
"Yaudah ayok jalan, jangan sampe ke tangkep"
Mereka berjalan pelan di dalam kegelapan dan hanya di temani cahaya lilin. Pertama mereka berjalan ke arah ruang tengah.
BRAAKKKKK
Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu dari ruang depan. Suara itu mengagetkan mereka semua yang sekarang ini sedang berjalan menuju dapur.
"Aaaaaaa apaantuh" Windi berteriak.
Dengan cepat Rain menutup mulut Windi dengan kedua tangannya.
"Ssstttt jangan berisik" kata Rain setengah berbisik pada Windi.
Windi pun mengangguk mengerti dan kemudia Rain melepaskan tangannya dari mulut Windi.
"Itu tadi suara apaan?" Windi berbisik.
"Midnight man udah dateng"
******************************
Disisi lain, Dhera sedang tidur dengan nyenyaknya di kamar dengan keadaan gelap gulita. Dia tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang sedang menunggunya, mengawasinya dari jauh.
Sebentar lagi waktumu akan tiba gadis manis
Sesosok makhluk menyeringai dibalik kegelapan, memperhatikannya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
Misteri / ThrillerHei, Kulihat dirimu sedang sibuk sekarang. Kau sibuk seperti orang jaman sekarang. Di depan layar monitor selama berjam - jam melakukan hal - hal yang tak aku pedulikan. Kau terlihat nyaman dengan berbaring di atas kasur empukmu itu. Tapi tunggu, ka...