Part 1

20.8K 893 11
                                    

"Avalee Dwyne!"

"Avalee Dwyne!"

"Wake up dear!"

Aku mendengar seseorang memanggil namaku. Rupanya seperti biasa my Grandma Evayanora. Ia membangunkanku agar aku tidak terlambat untuk berangkat bekerja.

"Iyaa Grandma aku sudah bangun." aku mengerjapkan mataku berkali kali untuk menyesuaikan matahari yang baru muncul pagi ini.

"Cepatlah mandi nak, Grandma tunggu di bawah dalam waktu 20 menit kamu harus sudah berada di meja makan untuk menikmati sarapan pagimu." Grandma segera berlalu ke bawah untuk menyiapkan sarapan.

Tidak butuh waktu lama untuk mandi. Setelah selesai mandi aku langsung bergegas menuju ke ruang makan untuk sarapan. Bau pancake dan susu tercium dari ruang makan. Rasanya perutku semakin lapar.

Rumahku terdiri dari tiga kamar tidur di mana setiap kamar mandi terdapat di setiap kamar. Dan juga terdiri dari dua lantai. Di mana lantai atas terdapat kamar tidur dan satu ruangan perpustakaan kecil ku serta ruang santai. Lalu di lantai bawah. Terdapat ruang tamu ruang makan dan dapur kecil.

Aku tinggal bersama Grandma disini. Hanya Grandma yang aku punya. Orang tuaku sudah lama meninggal saat aku masih bayi. Begitu kata Grandma. Setiap aku bertanya asal usul tentang orang tuaku Grandma tidak memberitahuku. Ia bilang mom and dad adalah orang yang baik. Mereka cukup terkenal di sini.

Sayang ajal menjemput mereka terlebih dulu. Hingga hanya aku dan Grandma yang tersisa. Sungguh kadang aku ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tua seutuhnya. Tapi hanya kasih sayang Grandma yang bisa kudapatkan. Tidak apa, itu lebih dari cukup. Grandma satu satunya orang yang sangat berarti dalam hidupku. Hanya Grandma yang ku punya.

"Jangan melamun Val. Habiskan makananmu. Sebentar lagi waktunya kamu bekerja bukan?"

Suara Grandma mengagetkanku. rupanya jam sudah menunjukan waktu pukul 8 pagi. Benar, aku harus segera menghabiskan makananku. "Maaf Grandma. Aku akan segera menghabiskannya."

Setelah selesai makan. Aku menbantu Grandma membersihkan ruang makan terlebih dulu sebelum aku berangkat bekerja.

"Grandma, aku harus pergi sekarang. Terima kasih untuk sarapannya."

Grandma tersenyum padaku dan mencium puncak kepalaku. "Pulanglah sebelum makan malam val. Jangan terlalu memberatkan pekerjaan. Hati hati di jalan."

"Baiklah Grandma. Aku akan pulang lebih awal nanti." Aku mengedipkan satu mata ku dan tersenyum kepada Grandma

Jalanan di kota Castle Combe, Witshire di inggris tidak begitu ramai. Penduduk di kota ini hanya mencapai 350 orang. Sungguh desa yang tenang bukan? Daya tarik desa ini ada pada ketenangan dan bangunan bangunan yang unik, termasuk sebuah gereja tua yang dibangun pada abad pertengahan, gereja saint andrew. Di dalam gereja itulah terdapat castle combe clock, salah satu dari beberapa jam abad pertengahan di inggris yang masih berfungsi dengan baik.

Karena ketenangan dan eksotismenya, desa ini telah menjadi tempat beberapa seniman kelas dunia berkarya. Sepengetahuan ku desa ini pernah menjadi lokasi suting film musikal "Doctor Dolittle". Raymond austin, sutradara/penulis, juga menyusun bukunya yang berjudul "Find me a spy. Catch me a traitor" di desa ini. Banyak produksi film yang pernah terjadi di desa ini. Bahkan sepanjang september 2010, desa ini digunakan sebagai lokasi shooting film produksi steven spielberg, "War Horse".

"Good Morning Ms.Dwyne." suara Mr.Jequan menggema di telingaku. Rupanya ia tidak pernah lupa memberikan salam untuk setiap karyawannya yang datang tiap pagi di perpustakaan ini.

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang