Back to Avalee Pov
Oh ya ampun! Sudah jam berapa ini?
Aku mengerjapkan kedua mataku berkali – kali. Hal pertama kali yang kulihat merupakan sebuah selimut yang membalut diriku. Rupanya aku ketiduran. Aku berusaha mengumpulkan semua nyawaku untuk bangun kembali. Butuh waktu dua puluh menit untuk segera bangun dari tempat tidur.
Aku berjalan menuju kamar mandi. Segera ku putar keran air yang ada di atas wastafel. Dan membasuh muka dengan kedua tanganku. Mataku terpaku pada pantulan diriku yang berada di depan cermin saat ini.
Aku memandangi wajahku lekat – lekat. Aku merasa kedua mataku semakin mungil saja. Terdapat kantung mata yang besar di bawahnya. Bibirku pecah – pecah. Keadaanku mulai tak terawat. Entah kapan terakhir kali aku melakukan Facial.
Rambutku pun sama. Sangat berantakan. Aku baru menyadari bahwa rambutku sudah semakin panjang. Aku harus mengingatkan diriku untuk segera memotongnya. Tetapi aku ragu, Aku yakin mungkin Jimmy tidak mengizinkannya.
Oh aku hampir lupa. Semalam aku bertengkar dengannya. Pantas saja mataku terasa bengkak seperti ini. Aku baru ingat, aku menangis semalaman hingga aku tertidur. Tetapi aku tidak melihat dirinya saat ini. Biasanya Jimmy selalu berada di sampingku saat aku bangun tidur.
Apakah aku kesiangan? Sudahlah lebih baik aku membersihkan diriku saat ini.
............
Aku sudah mencari keberadaan Jimmy di setiap sudut rumah ini. Tetapi aku tidak berhasil menemukan dirinya. Aku tidak tahu kemana perginya saat ini. Tetapi aku heran dengannya. Tidak biasanya Jimmy seperti ini. Apakah dia marah padaku? Seingatku, aku belum meminta maaf padanya. Benar, belum ada satupun di antara kami yang meminta maaf.
*Krriukkkk*
Dalam situasi saat ini. Perutku terus saja berbunyi. Lebih baik aku memeriksa kulkas terlebih dahulu. Aku harus mengisi perutku dengan sarapan pagi. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk sakit. Aku tidak ingin Jimmy memarahiku lagi. Ya benar, aku harus menjaga kondisi badanku.
Aku segera membuka kulkas dan mencari susu serta roti untuk sarapan. Saat aku mulai membuka kotak susu dan berusaha meminumnya. Mataku terpaku pada sebuah Note yang tertempel pada pintu kulkas.
Aku sudah berusaha mengabaikannya. Tetapi rasa penasaran yang timbul dari dalam diriku semakin mendesak diriku untuk mengambil kertas tersebut. Akhirnya aku mengambil kertas tersebut. Dan ada sebuah tulisan di dalamnya. Rupanya ini pesan dari Jimmy.
Maaf aku tidak memberitahu kepergianku. Jangan menunggu aku pulang. Aku akan pergi dalam waktu beberapa hari. Ada sebuah tugas yang harus aku selsesaikan. Aku harap kau mengerti val. jangan mempersulit keadaan.
- Jimmy
Aku tidak tahu harus menanggapi surat ini seperti apa. Tetapi aku merasa tidak terima. Ya aku benar – benar tidak terima dengan sikapnya yang seperti ini. Aku tidak mengerti apakah ia selalu mendapatkan tugas. Atau ia berbohong padaku? Bisa saja kan ia pergi dengan Dietha mungkin? Atau terus berusaha menghindar dari diriku saat ini.
Hentikan semua pikiran burukmu Val! kau harus selalu percaya padanya.
Aku terus meyakinkan diriku saat ini. Sudahlah aku harus melupakan pikiran buruk tentang dirinya. Lebih baik aku membuang semua pikiran itu dan melanjutkan sarapanku saat ini. Mungkin sehabis makan aku akan mencoba membaca buku yang ada di rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avalee Dwyne
Loup-garouCOMPLETED Semenjak aku bertemu dengannya berbagai macam kenyataan mulai muncul bersama dengan emosi yang terkadang begitu menyakitkan. Belum lagi sikap, aroma, suara dan tubuhnya yang membuat diriku terus merasakan tekanan aneh yang terus berkecamu...