Part 14

5.8K 422 1
                                    


Tak terasa sudah tiga hari berlalu dari kejadian aku mengikutinya saat itu. Setelah Jimmy mengantarku pulang ia tidak meminta penjelasan padaku. Ia bersikap seperti biasa dan menyuruhku untuk beristirahat. Setelah itu ia pergi menemui Alpha atas kejadian saat itu.

Aku tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Ada rasa penyesalan pada diriku karena tidak berusaha memberitahunya. Tetapi sekali lagi aku tidak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan semuanya.

Semenjak kejadian itu aku dan Jimmy jarang berbicara. Kami tetap bersikap seperti biasa. Namun aku merasa ia bukan Jimmy yang ku kenal. Ia menjadi semakin cuek.

Aku tidak mengerti. Apa dia menghukum diriku? Entahlah Jimmy bukan orang yang terbuka. Ia tidak pernah menceritakan masalahnya kepadaku. Aku-pun tidak pernah bertanya padanya. Kami bersikap seperti biasa dan aku merasa kami seperti orang asing.

Seperti waktu itu. Pernah aku memasak untuknya. Aku sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Aku berharap dengan masakan yang kubuat ini. Jimmy menyadari kalau aku ingin ia berbicara padaku seperti biasa. Walaupun aku tidak tahu apa makanan kesukaannya saat ia masih menjadi manusia dulu.

Namun saat ia telah bangun dan aku telah menyampaikan padanya kalau aku telah membuatkan makanan untuknya. Ia tidak mau sebentar saja untuk mencicipinya. Ia bilang kalau ia sedang tidak ingin memakan makanan manusia pada umumnya. Sikapnya sangat dingin padaku. Betapa hancurnya perasaanku pada saat itu.

Tak hanya itu ia sengaja menyuruh Dietha yang menjemputnya ke rumah. Dan saat mereka bertemu Dietha mencium pipi kanan Jimmy di depanku. Dan Jimmy biasa saja. Ia tidak keberatan sedikitpun. Melihat perlakuannya yang seperti itu. Tak terasa air mata jatuh di pelupuk mataku. Saat ia beranjak pergi meninggalkan diriku.


....................

Saat ini banyak sekali pohon di sekelilingku. Ya aku telah keluar dari rumah. Bukan hanya karena aku bosan tetapi aku juga ingin membeli kebutuhan pangan. Persediaan makanan di kulkas Jimmy sudah hampir menipis. Jadi aku ingin keluar dari hutan dan mencari Supermarket terdekat.

Walaupun aku tau itu sulit. Belum lagi pandangan setiap orang yang aku temui saat aku berjalan. Mereka memandangku dengan tatapan heran. Ada juga yang berbisik-bisik tidak jelas saat aku berjalan tadi.

Oh ayolah hanya karena aku manusia di sini bukan berarti mereka berhak memandangku seperti itu. Aku juga punya hak yang sama di mata hukum.

Mungkin hukum di dunia manusia tidak berlaku untuk mereka. Aku sudah berjalan cukup jauh dari rumah Jimmy dan melewati berbagai macam rumah. tetapi aku belum juga menemukan jalan keluarnya.

Sebenarnya aku bisa saja meminta Jimmy untuk menemaniku berbelanja. Tetapi aku tidak ingin mengganggu soal pekerjannya. Aku tau dia sangat sibuk. Belum lagi sikapnya yang sekarang sedang cuek padaku. Jadi selama aku bisa melakukan sesuatu hal sendiri. Aku akan melakukannya.

Apa aku tersesat ya? Sepertinya aku sudah melewati jalan ini dua kali. Oh ayolah val kau pasti bisa mengingat jalan keluarnya.

Semakin lama sudah tidak ada lagi rumah yang aku lewati. Di sini hanya ada Hutan. Benar – benar hutan yang sebenarnya. Aku terus saja berjalan tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Sehingga aku tidak menyadari jalan yang aku lewati sedari tadi.

Tiba – tiba aku mendengar suara gemercik air. Sepertinya di sebelah kanan terdapat air terjun. Benar saja saat aku mengikuti sumber arah suara itu. Aku menemukan sebuah air terjun yang tidak begitu besar. Tetapi mampu menyihir siapapun untuk beristirahat sejenak. Menikmati keindahan alam yang luar biasa dapat menenangkan pikiran.

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang