Part 17

5.3K 390 6
                                    

Aku dapat merasakan suara derap kakiku semakin lama terasa lebih cepat. Deru nafasku semakin tak terkendali. Aku tidak dapat mengontrol emosi yang ada di sekelilingku. Mataku selalu menatap lurus ke depan. Rasa takutku tenggelam oleh keinginanku sendiri.

Segera ku tepis semua keraguan yang selalu muncul di kepalaku. Entah sudah berapa kali terdengar suara ranting yang patah oleh pijakan kakiku sendiri. Entah sudah berapa lama aku menelusuri hutan ini.

Seketika aku merasakan sebuah memory yang terpendam dalam pikiranku. Aku berusaha untuk menggali semua yang telah aku lalui. Terkadang aku merasa sulit untuk mencari jalan keluarnya. Tetapi aku tidak akan menyerah untuk menemukannya.

Sekarang aku dapat merasakan semuanya. Aku sangat yakin jika langkahku telah tepat. Aku yakin sebentar lagi aku akan sampai pada sebuah air terjun yang pernah aku temukan saat itu.

Perasaanku sangat tidak tenang belakangan ini. Aku merasa aku harus mencari tempat itu. Aku tidak dapat tenang jika aku belum menginjakkan kaki di tempat itu.

Benar saja, Akhirnya aku telah sampai pada tujuan perjalananku saat ini. Udaranya sangat membuatku nyaman. Aku telah memutuskan untuk berlama di sini. Hanya tempat ini yg menurutku sangat dapat mendamaikan suasana hatiku.

Jiwa ragaku sangat menginginkan untuk melupakan semua masalah yang terus datang dalam hidupku. Aku harus menenangkan semua pikiranku. Aku tidak ingin membuat diriku menjadi kehilangan arah dan akal sehat jika terus mengingat semua kenangan buruk yg terus menghantui diriku.

Semalam aku seperti merasakan sebuah mimpi yang sangat aneh buatku. Sebagian dari diriku meyakini bahwa itu bukanlah sebuah ilusi. Melainkan kenyataan yang aku rasa aku tidak dapat menerimanya.

Saat ini aku sedang mencoba mencari tempat yang tepat untuk ketenangan hatiku. Dengan duduk bersandar di bawah pohon dekat air terjun tersebut. Aku tidak dapat mempusatkan pikiranku pada semua hal yang berada di sekelilingku.

Aku menenggelamkan wajahku pada kedua kakiku yg terarah untuk menekuk. Hingga kedua tanganku juga bertumpu pada kedua betisku. jari - jariku meremas kuat pada celana panjang yang kugunakan saat ini.

Pikiranku terus berjalan dan berputar pada suatu poros kehidupan, yang duniaku dan kenyataanku sendiri tidak dapat menghentikannya. Aku tidak mengerti apa yang seharusnya kulakukan.

Terkadang aku tidak menyadari akan sikapku yang bodoh. Aku tidak mengerti mengapa aku selalu bersikap bodoh. Dan aku juga tidak mengerti mengapa keputusan yang selalu ku buat mudah sekali untuk diubah kembali.

Mengingat kejadian serta situasi dan kondisi semalam sangat berhasil membuat perasaanku selalu berkecamuk. Hanya satu yang aku rasa tepat. Yaitu mencari jalan keluar dengan berada di sini.

Entah mengapa merasakan hembusan angin yang selalu mengusap kulitku sesaat dan kemudian menghilang. Serta mampu membuat suara dedaunan untuk menari membuatku berpikir akan satu hal.

Terkadang aku ingin seperti angin yang selalu berhembus tanpa memikirkan bagaimana keadaan selanjutnya. Ya itu benar, aku sangat berharap.

"Kita bertemu lagi."

Samar - samar aku mendengar sebuah suara yang membuat ketegangan diriku semakin memuncak. Sontak aku mendongak dan melihat sosok pria yang pernah menolongku saat itu.

"Kau?"

Pria itu mengerutkan dahinya. ia memandangku lekat-lekat seperti sedang memperhatikan keadaanku saat ini. "Sedang apa kau di sini?"

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang