Part 23 [END]

6.4K 335 6
                                        

Avalee Pov

Satu bulan kemudian...

Saat ini aku telah bebas dari ruang pelatihan. Perlahan aku mulai dapat mengendalikan tubuhku sepenuhnya.

Aku tak menyangka, akhirnya aku sudah dapat mengendalikan sisi wolfku. Dan juga pola makan. Aku mulai menerima memakan makanan yang biasa dimakan oleh werewolf pada umumnya.

Namun aku belum bisa tersadar sepenuhnya bila aku telah berubah menjadi werewolf. Entahlah hal itu sangat sulit. Alam sadarku benar-benar menutup mata.

Saat aku berubah menjadi werewolf semuanya benar-benar gelap gulita. Aku tidak dapat mendengar apapun. Rasanya seperti mati, namun aku dapat merasakan apapun yang aku lakukan.

Hanya saja aku tidak dapat mengendalikannya. Oliver bilang hal itu wajar, karena aku berbeda dengan werewolf lainnya, dan aku tidak perlu memikirkan hal itu.

Akan tetapi aku tidak bisa tinggal diam begitu saja. Mungkin seiring berjalannya waktu aku dapat mengendalikan tubuhku. Entahlah aku berharap ada keajaiban.

"Selamat siang Ms.Dwyne, bagaimana keadaanmu sekarang?"

Saat ini aku sedang bertemu dengan Alpha, Jimmy bilang Alpha ingin melihat keadaanku.

"Baik Alpha." Aku memberikan hormatku kepada Alpha.

"Aku senang mendengar ada banyak kemajuan untukmu. Selamat bergabung dalam Black Moon Pack."

Aku mengernyitkan dahiku. "Maaf Alpha? Selamat untuk apa?"

"Jimmy belum bilang padamu? Kau telah resmi diterima dalam anggota. Jika kamu bersedia menyerahkan seluruh hidupmu dalam pack ini," jelasnya.

Aku melirik sebentar ke arah Jimmy, mengapa ia tidak memberitahukan hal ini padaku.

"Maaf Alpha, tapi aku yakin Avalee masih butuh waktu untuk hal seperti ini, ia belum pernah bertarung sebelumnya. Dan ia tidak mungkin berubah menjadi werewolf bukan?" ucap Jimmy panjang lebar.

Alpha menatap Jimmy. "Aku tidak menyuruhnya untuk bertarung Jim, ia akan aku tempatkan menjadi perawat ataupun menemani anakku. Aku tahu Jim kau tidak perlu khawatir."

Ada rasa kelegaan di dalam tubuh Jimmy setelah mendengar hal itu. Aku yakin ia sedikit tidak setuju jika aku terjun dalam pertempuran.

"Apa di sini pendapatku tidak dibutuhkan? Aku sangat ingin bertarung, aku juga ingin membantu pack ini. Dan aku sangat ingin membunuh Rogue yang menghabisi keluargaku, Alpha. Jadi izinkan aku untuk berlatih." Aku memohon kepada Alpha.

"Kau tidak membutuhkannya Val," ujar Jimmy padaku.

"Aku butuh Jim! Aku tidak peduli pada The Golden Wolf atau apapun itu, jika aku mati hari ini, maka aku akan mati," jelasku pada Jimmy.

"Aku tidak mengizinkannya." Jimmy berusaha berbicara setenang mungkin.

Aku menoleh kepadanya. "Tapi? Tidak ada salahnya untuk dicoba, aku merasa mampu melakukannya."

Jimmy menoleh kepadaku juga, sehingga kami saling menatap satu sama lain. "Sebagai matemu aku tidak mengizinkannya Val, kau sedang mengandung."

Aku mengernyit keheranan mendengarnya. Aku tidak percaya apa yang Jimmy katakan. Bagaimana bisa? Aku tidak merasakan apapun.

Alpha yang melihat kami seperti itu hanya tersenyum. "Sepertinya kalian punya masalah yang serius. Tidak apa-apa Val, kau bisa memutuskannya nanti."

Aku yang menyadari kami masih berada di rumah Alpha, kembali menutup mulut. Tidak ada gunanya berdebat dengannya di sini. Aku tidak ingin menganggu kediaman Alpha.

"Kalau begitu kami mohon pergi, Alpha." Jimmy menarik tanganku setelah pamit kepada Alpha.

Alpha hanya mengangguk dan tersenyum kecil kepada kami.

Aku yang tidak mengerti akan perlakuannya hanya bisa terdiam. Ini aneh aku tidak mungkin mengandung secepat ini.

***

Kami hanya berjalan tanpa berbicara sedikitpun. Sepertinya ia kesal padaku.

Apa aku benar-benar mengandung?

Aku memegang perutku untuk memastikannya. Tetapi aku tidak merasakan apapun. Kalau aku mengandung, pasti Oliver akan memberitahukan hal itu kepadaku. Tetapi aku tidak mendengar hal itu darinya.

"Jelaskan padaku apa itu benar Jim?" Aku meminta penjelasannya.

Namun Jimmy hanya diam dan tidak menghiraukan ucapanku. Aku benar-benar kesal padanya.

"Jimmy O'nell aku sedang berbicara padamu." Aku berusaha menarik perhatiannya.

Aku berjalan dengan sangat cepat mendahuluinya dan menghalangi jalannya. "Kau berhutang penjelasan padaku!"

Ia tidak menggubris ucapanku. Kemudian ia mendekat kearahku dan berusaha menggendongku. "K-kau mau apa?"

"Membawamu pulang," ujarnya padaku.

Huh? Ini konyol.

"Aku bisa berjalan sendiri!" tukasku padanya.

"Kau ingin tahu jawabannya kan? Diamlah," bisiknya padaku.

"Tidak! Lepaskan!" Aku dapat merasakan jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Baiklah aku memaksa, kau memang tidak mengandung sekarang tetapi nanti aku akan membuatmu seperti itu. Hingga otakmu tidak akan berpikiran untuk membalaskan dendam."

Aku tertegun mendengarnya. Rupanya Jimmy membohongi diriku. "Lepaskan aku! Aku benci padamu!"

Jimmy tetap berjalan, bahkan rasanya semakin cepat. Namun aku dapat mendengar ucapannya. "Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun Val, kau milikku."

Aku terdiam mendengarnya. Kalau saja dia bukan mateku. Aku tidak tahu bagaimana hidupku selanjutnya.

Sekarang aku mengerti. Bukan aku pengendali takdirku. Tetapi dirinya yang menuntun jalanku untuk dapat menentukan takdir.

Walaupun pada awalnya aku tidak menerima semua hal ini, Namun jika ia selalu berada di sampingku. Aku yakin aku dapat melaluinya. Karena setiap makhluk tuhan akan memiliki satu penuntun takdir.

Entah mengapa hati kecilku tersenyum menyadarinya.



- The End -

23 April 2016.

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang